- Jumlah Penumpang Pelabuhan Batam Periode Triwulan I 2024 Naik 7 Persen
- PWI Terima Kunjungan BPMP Provinsi Kepri, Kampanyekan Program Merdeka Belajar
- Awal 2025, BP Batam Targetkan IPAL Mulai Dilakukan Test Commissioning
- BP Batam-Lions Club Indonesia Kolaborasi Hijaukan Waduk Seiladi
- Laga Persahabatan Bola Voli, Tim Putra BP Batam Bungkam Lanud Hang Nadim 3-0
- Gelar Halal Bihalal Bersama Forkopimda, Kepala BP Batam Berharap Jadi Momen Membersihkan Diri
- Triwulan I Tahun 2024, Aktivitas di Pelabuhan Batam Naik 9 Persen
- Swiss-Belhotel Harbour Bay Isi Hari Kartini dengan Membatik bersama Siswa SD di Batam
- Dzakira Nafisqah Aqilla dan 19 Finalis Calon Duta Wisata Batam 2024 Terpilih ke Grand Final
- Terima Kunjungan, BP Batam Jadi Bencmark Sespimti Polri
Bermain Bola Voli Harus Terampil Teknik dan Taktik Agar Bisa Menang, Ini Strategi Serangan dalam Permainan Bola Voli
Keterangan Gambar : Pebola voli Indonesia Andriyanti (nomor punggung 18), saat melepas smash ke tim voli Korea pada pertandingan babak perempat final bola voli putri Asian Games 2018, di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018). Tim voli Korea Selatan menang dan melanjutkan ke semifinal.(Foto : kompas.com/Garry Andrew Lotulung)
KORANBATAM.COM - Permainan bola voli tidak hanya mengandalkan keterampilan teknik. Pada permainan tersebut juga membutuhkan strategi dan taktik yang baik dalam bertahan ataupun menyerang tim lawan. Secara garis besar, strategi pertahanan dalam permainan voli sangat mengandalkan kemampuan blocking dari tiap pemainnya. Karena strategi pertahanan bisa dilakukan oleh perseorangan, kelompok, maupun tim.
Menurut Reni Sulastriani, dalam Buku Menjadi Pemain Bola Voli Andal (2011), strategi serangan dalam permainan voli bertujuan untuk mematikan bola di area lawan, selain untuk mencetak poin dan memenangkan pertandingan.
Sama seperti strategi pertahanan, strategi serangan dalam permainan voli juga dilakukan oleh perseorangan, bekelompok serta dalam tim.
Bagaimana strategi serangan dalam permainan voli?
• Serangan dari perseorangan
Serangan ini biasanya dilakukan oleh pemain depan atau oleh smasher. Namun, pemain belakang juga bisa melakukan serangan dengan servis.
Jika servis dilakukan dengan tepat, bola akan dengan mudah mati di area lawan. Agar bisa berjalan dengan baik dan berhasil mencetak poin, berikut enam hal yang harus diperhatikan ketika menerapkan teknik serangan individu, dengan melakukan servis:
1. Servis dilakukan oleh penerima bola yang lemah.
2. Bola diarahkan dengan melakukan servis pada area lawan yang kosong.
3. Bola ditujukan pada pojok bagian belakang, dengan melakukan servis.
4. Servis diarahkan pada pengumpan yang berada di posisi belakang.
5. Bola diberikan dengan melakukan servis, pada pemain yang baru saja digantikan.
6. Sebaiknya melakukan servis dengan cara serta kecepatan yang berbeda, agar tim lawan tidak mudah membaca strategi serangan.
Keterangan gambar : Lapangan bola voli (Foto : Kemdikbud.go.id)
Selain melakukan servis, serangan secara perseorangan juga bisa dilakukan dengan melakukan smash. Arah datang dan tempat jatuhnya bola menjadi penentu dalam keberhasilan melakukan serangan.
Ada enam hal yang harus diperhatikan oleh seorang smasher saat akan melakukan serangan individu, yakni:
1. Bola ditempatkan pada area belakang yang kosong.
2. Lakukan smash dan arahkan pada area pertahanan lawan yang kosong atau lemah.
3. Berikan smash pada pemain yang jangkauan blocking-nya pendek.
4. Lakukan smash pada area blocking yang lemah.
5. Sebaiknya menggunakan teknik smash yang berubah-ubah, agar tim lawan tidak mudah membaca strategi serangan.
6. Gunakan teknik smash dengan kecepatan tinggi.
• Serangan secara berkelompok Serangan secara berkelompok dilakukan oleh dua hingga lima orang pemain. Strategi serangan ini dilakukan dengan melakukan umpan, smash serta pukulan.
• Serangan secara tim
Strategi serangan ini dilakukan oleh semua pemain dalam satu tim. Ada tiga formasi yang bisa dalam stategi serangan secara tim dalam permainan voli.
° Formasi 3:3
Formasi ini juga sering dikenal sebagai formasi berpasangan karena ada sepasang peran dalam sebuah tim voli. Formasi ini memiliki tiga peyerang utama serta tiga orang setter. Formasi ini jarang digunakan karena akan menciptakan ruang pertahanan yang lemah.
Selain itu, formasi ini juga membuat blocker merasa kewalahan dalam melakukan blocking.
° Formasi 2:2:2
Jenis formasi ini paling sering digunakan dalam pertandingan voli, karena pembagian tugasnya lebih merata. Dua orang pemain serba bisa atau bisa melakukan blocking atau teknik lainnya.
Dua orang lainnya menjadi setter atau penyerang utama, sedangkan dua orang sisanya bisa menjadi penyerang.
° Formasi 1:5
Jenis formasi ini berarti tim hanya memiliki satu pemain sebagai setter khusus. Tiga orang menjadi pemain serba bisa dan dua orang lannya menjadi penyerang utama.
Sumber: Kompas