- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
- CIMB Niaga Gelar Festival Musik Sunset 2 Hari di Kebun TMII Jakarta
- PLN Batam Siap Laksanakan Kebijakan Tarif dari Pemerintah Mulai 1 Juli 2025
- Penemuan Batu Bata Bersejarah di Dapur Arang Batam
- Istri di Bengkong Polisikan Suami gegara Cabuli Putri Pertamanya Sendiri
BP Batam Gelar Diskusi, Siapkan Pengembangan Ekosistem MRO

Keterangan Gambar : Diskusi kelompok terpumpun di ruang Balairungsari lantai 3 Gedung Bida Utama, Batam, Kamis (23/1/2025). /BP Batam
KORANBATAM.COM - Badan Pengusahaan (BP) Batam melalui Pusat Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menggelar FGD atau Diskusi Kelompok Terpumpun perihal Pengembangan Ekosistem Maintenance, Repair and Operations (MRO) melalui Implementasi Rencana Induk Bandara Hang Nadim, Kamis (23/1/2025).
Bertempat di ruang Balairungsari lantai 3 Gedung Bida Utama, kegiatan dibuka oleh Anggota Bidang Kebijakan Strategis, Enoh Suharto Pranoto dan turut didampingi oleh Anggota Bidang Administrasi dan Keuangan BP Batam, Alexander Zulkarnain.
Enoh mengatakan, diskusi terpumpun dengan tema pengembangan ekosistem MRO dikembangkan berdasarkan implementasi Keputusan Menteri Perhubungan (Menhub) Nomor 47 Tahun 2022 tentang Rinduk Bandar Udara Hang Nadim di Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Ia menuturkan, fokus pembangunan di Batam sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2025-2029 yaitu percepatan peningkatan investasi melalui pengembangan kawasan dan pembangunan infrastruktur.
Dimana hal ini juga sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2025 yang mengusung tema Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan.
“Untuk mencapai visi tersebut, target investasi di KPBPB Batam difokuskan pada pengembangan industri-industri sektor strategis yang memiliki nilai tambah tinggi, salah satunya adalah industri kedirgantaraan,” terang Enoh.
Adapun prioritas pengembangan industri-industri sektor strategis di Batam yang memiliki nilai tambah tinggi:
1. Hub logistik internasional.
2. Industri kedirgantaraan.
3. Industri ringan dan bernilai tinggi.
4. Industri digital dan kreatif.
5. Pusat perdagangan dan keuangan internasional.
6. Pariwisata kesehatan yang terintegrasi.
Enoh menambahkan, diksusi ini sangat penting, mengingat potensi industri MRO dan Kedirgantaraan ke depan akan semakin terang.
“30 Ha MRO KEK Batam Aero Technic (BAT) saat ini sudah sangat baik performanya dan ke depan akan ada 108 hektar perluasanya MRO diluar kawasan ekonomi khusus dengan status Free trade zone (FTZ),” katanya.
Hal tersebut dibahas secara lebih komprehensif melalui pemaparan dan diskusi tanya jawab bersama narasumber Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kelikudaraan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Udi Tito Priyatna, Acting President Director BAT Riki S Suparman, Direktur Politeknik Batam Bambang Hendrawan dan dimoderatori oleh Kepala Pusat Pengembangan KPBPB dan KEK Irfan Syakir.
KEK BAT merupakan industry MRO terbesar di Indonesia dengan 23 Hanggar Airlines dan 2 painting.
Melayani 12 maskapai dan memiliki 7 sertifikat internasional, KEK BAT menargetkan akan menjadi 5 besar Asia Pacific MRO Market Leaders atau Pemimpin Pasar MRO Asia Pasifik.
Sementara itu dari sisi sumber daya manusia (SDM), Politeknik Batam siap mendukung target tersebut dengan menyiapkan SDM dengan program studi yang fokus merespon kebutuhan industri MRO dan KEK di Batam dan Provinsi Kepri.
Hadir dalam diskusi para akademisi dan puluhan mahasiswa Politeknik Batam danUniversitas Batam (UNIBA) yang berada dalam program studi terkait MRO. (*)