- Samsat Anambas Beri Diskon ke Masyarakat yang Bayar Pajak
- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
- CIMB Niaga Gelar Festival Musik Sunset 2 Hari di Kebun TMII Jakarta
- PLN Batam Siap Laksanakan Kebijakan Tarif dari Pemerintah Mulai 1 Juli 2025
- Penemuan Batu Bata Bersejarah di Dapur Arang Batam
Harga Cengkeh Berbanding Terbalik dengan Harga Rokok di Anambas

Keterangan Gambar : Seorang warga saat memetik cengkeh. /Thony/KORANBATAM.COM
KORANBATAM.COM, ANAMBAS - Petani cengkeh di Kepulauan Anambas mengeluh karena harga jual beli anjlok drastis tidak seperti beberapa tahun sebelumnya.
Kini harga cengkeh petani turun kisaran dari 40 persen sampai 50 persen, sehingga para pemilik pohon cengkeh hanya bisa terdiam mendengar harga yang begitu tidak masuk akal.
Ridin, seorang petani cengkeh, mengabarkan bahwa, harga cengkeh akan menyulitkan para petani cengkeh di Kabupaten Kepulauan Anambas sementara harga rokok kian melambung tinggi. Karena cengkeh merupakan sebagian elemen rokok kretek.
“Semoga pemerintah dapat membantu permasalahan harga cengkeh atau harga pasar bisa naik. Kami para petani hanya bisa berharap ada gerakan dan perhatian dari pemerintah kita agar harga bisa memuaskan,” kata Ridin ke awak media, Sabtu (8/1/2022).
Menurutnya, harga cengkeh di kabupaten Anambas sangat turun drastis, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Sementara hasil Cengkeh tersebut, digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk keperluan sekolah anaknya.
“Upah panjat saja sudah Rp7 ribu per kilonya. Dan upah racikan dari tangkai saja, seribu per kilo, dimana lagi keuntungan bagi kami. Sekarang harga jual hanya Rp45 ribu basah, kalau kering Rp80 ribu sekilo. Kalau tahun sebelumnya, harga sampai Rp160 ribu per kilo,” ujarnya mengeluh.
(Thony/Jhon)