- BP Batam-Mayapada Resmikan Peletakan Batu Pertama RS Internasional Mabih di Sekupang
- Zest Hotel Harbour Bay Tawarkan Paket Spesial
- Ardiwinata Apresiasi Grand Wedding Expo Edisi 4 Kembali Digelar
- Perluasan Wilayah KPBPB Batam, BP Batam Gelar Konsultasi Publik Rancangan Perubahan PP 46 Tahun 2007
- BP Batam Dukung Upaya Perkuat Peran Insinyur Lokal
- Akses ke Telaga Bidadari Ditutup, BP Batam: Bukan Tempat Wisata
- Regu Disbudpar Batam Pakai Tanjak Berkain Songket Ikuti Gerak Jalan Batam 2025
- Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik, BP Batam Gelar FGD Monev Pengelolaan Pengaduan
- PLN Batam Ingatkan Bahaya Main Layang-layang di Sekitar Jaringan Listrik
- PLN Batam Gelar Upacara HUT ke-80 RI, Teguhkan Semangat Persatuan dan Apresiasi untuk Masyarakat
Hari Ketiga Pencarian, Nelayan Bagan Apung di Natuna Ditemukan Tidak Bernyawa

Keterangan Gambar : Tim Gabungan saat mengevakuasi korban nelayan. (istimewa)
KORANBATAM.COM, NATUNA - Setelah melakukan pencarian hari ketiga, Tim Gabungan bersama Polairud akhirnya berhasil menemukan nelayan jaring apung jatuh ke laut. Hal itu disampaikan Kapolres Natuna AKBP Iwan Ariyandhy, S.I.K.,M.H melalui Kasatpol Airud Polres Natuna, AKP Sandy Pratama Putra, S.I.K, kepada sejumlah wartawan, Selasa (2/8/2022).
“Alhamdulillah di hari ketiga pencarian bersama tim gabungan Lanal Ranai, Polsek dan Sat Pol Airud Polres Natuna, Basarnas, Koramil 03 Sedanau dan Masyarakat setempat, berhasil menemukan jenazah korban berjarak 6 mil dari titik awal hilangnya korban. Korban atas nama Junaidi telah ditemukan di Perairan Tanjung Serai, pada titik koordinat ( 3°54.768’N 107°54.463’E). Selasa ( 02/08/2022 ), "ujar Kasatpol Airud.
Jasad Junaidi langsung dievakuasi dan dibawa ke Sedanau untuk dilakukan pemeriksaan di Puskesmas. Setelah itu diserahkan ke pihak keluarga.
Junaidi dilaporkan hilang di Perairan Selaut, Pulau Kukup, Kabupaten Natuna pada Sabtu malam (30/07/2022). Korban tenggelam diduga saat hendak menyelamatkan bagan apung tempat ia bekerja agar tidak tabrakan dengan bagan lainnya.
Menurut keterangan temannya, Eko bahwa mereka berencana memindahkan bagan menggunakan pompong agar tidak terjadi tabrakan antar sesama bagan. Namun naas, bagan apung itu tabrakan dengan bagan milik Santo.
Kedua bagan tabrakan diduga akibat tidak ada penerangan. Sementara rekan korban bernama Eko mengetahui jika korban tidak ada di bagan milik mereka sekitar pukul 19:30 WIB. Korban diduga terjatuh ke laut di titik koordinat (3,52934, N. 107. 56. 691. E) Perairan Selaut, Pulau Kukup. Setelah kejadian itu langsung melaporkan kepada pihak yang berwajib. (metroindonesia.co.id/red).