- Macan Bengkong Gagalkan Pengiriman 4 Calon PMI Ilegal di Batam, 1 Pengurus Ditangkap
- Tingkatkan Tata Kelola Kelembagaan, BP Batam Susun Strategi Pencapaian Maturity Rating dan Operasionalisasi BIOS
- SWARA Batam Gelar One Day With SWARA, Cetak Talenta Muda Mahir Public Speaking
- PLN Batam Laksanakan Program BPBL Berbagi Cahaya Wujudkan Harapan dan Menebar Berkah
- Pertamina Sumbagut Jalin Sinergi dengan Kejati Kepri
- Kompetisi Domino Warnai Sumpah Pemuda 2025 di Batam
- Gandeng Grand Batam Mal dan Modena, Properti Ascott Gelar Kompetisi Cumi Masak Hitam Nuansa Halloween
- Libatkan Penegak Hukum TNI-Polri, Petugas Geledah Sel dan Tes Urine Warga Binaan Pemasyarakatan Rutan Batam
- Letkol Cpm Dela Guslapa Partadimadja, Pejabat Baru Dandenpom 1/6 Batam
- PLN Batam dan Maxpower Indonesia Resmikan Pengoperasian 50 Megawatt PLTMG di Momen Hari Listrik Nasional ke-80
Hari Ketiga Pencarian, Nelayan Bagan Apung di Natuna Ditemukan Tidak Bernyawa

Keterangan Gambar : Tim Gabungan saat mengevakuasi korban nelayan. (istimewa)
KORANBATAM.COM, NATUNA - Setelah melakukan pencarian hari ketiga, Tim Gabungan bersama Polairud akhirnya berhasil menemukan nelayan jaring apung jatuh ke laut. Hal itu disampaikan Kapolres Natuna AKBP Iwan Ariyandhy, S.I.K.,M.H melalui Kasatpol Airud Polres Natuna, AKP Sandy Pratama Putra, S.I.K, kepada sejumlah wartawan, Selasa (2/8/2022).
“Alhamdulillah di hari ketiga pencarian bersama tim gabungan Lanal Ranai, Polsek dan Sat Pol Airud Polres Natuna, Basarnas, Koramil 03 Sedanau dan Masyarakat setempat, berhasil menemukan jenazah korban berjarak 6 mil dari titik awal hilangnya korban. Korban atas nama Junaidi telah ditemukan di Perairan Tanjung Serai, pada titik koordinat ( 3°54.768’N 107°54.463’E). Selasa ( 02/08/2022 ), "ujar Kasatpol Airud.
Jasad Junaidi langsung dievakuasi dan dibawa ke Sedanau untuk dilakukan pemeriksaan di Puskesmas. Setelah itu diserahkan ke pihak keluarga.
Junaidi dilaporkan hilang di Perairan Selaut, Pulau Kukup, Kabupaten Natuna pada Sabtu malam (30/07/2022). Korban tenggelam diduga saat hendak menyelamatkan bagan apung tempat ia bekerja agar tidak tabrakan dengan bagan lainnya.
Menurut keterangan temannya, Eko bahwa mereka berencana memindahkan bagan menggunakan pompong agar tidak terjadi tabrakan antar sesama bagan. Namun naas, bagan apung itu tabrakan dengan bagan milik Santo.
Kedua bagan tabrakan diduga akibat tidak ada penerangan. Sementara rekan korban bernama Eko mengetahui jika korban tidak ada di bagan milik mereka sekitar pukul 19:30 WIB. Korban diduga terjatuh ke laut di titik koordinat (3,52934, N. 107. 56. 691. E) Perairan Selaut, Pulau Kukup. Setelah kejadian itu langsung melaporkan kepada pihak yang berwajib. (metroindonesia.co.id/red).







.gif)






















