- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
- CIMB Niaga Gelar Festival Musik Sunset 2 Hari di Kebun TMII Jakarta
- PLN Batam Siap Laksanakan Kebijakan Tarif dari Pemerintah Mulai 1 Juli 2025
- Penemuan Batu Bata Bersejarah di Dapur Arang Batam
- Istri di Bengkong Polisikan Suami gegara Cabuli Putri Pertamanya Sendiri
Jogi Batam Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Keterangan Gambar : Penari Sanggar Pantai Basri Pulau Panjang, Batam saat membawakan gerakan Jogi, dengan lagu yang dibawakan oleh penyanyi berjudul Rabesi are Dunia Jogi. /Dok. Disbudpar Batam
KORANBATAM.COM - Jogi merupakan seni pertunjukan dari Kota Batam, Kepulauan Riau yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia tahun 2023. Sidang penetapan WBTb Indonesia 2023 ini berlangsung di Hotel Millenium Sirih Jakarta, pada Kamis (31/8/2023) malam.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Muhammad Zen menyampaikan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengusulkan lima WBTb, masing-masingnya Zapin Penyengat dari Kota Tanjung Pinang, Legenda Meriam Tegak dan Nempah Bidan dari Kabupaten Lingga, Berdah Karimun dari Kabupaten Karimun serta Jogi dari Batam.
“Provinsi Kepri lima usulan, semuanya lolos dan ditetapkan sebagai WBTb Indonesia,” ujarnya usai mengikuti sidang penetapan WBTb Indonesia 2023.
Adapun tahapan sidang penetapan WBTb Indonesia 2023 ini, Provinsi Kepri pada urutan 14 setelah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kemudian presentasi umum disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kepri, Muhammad Nazri selanjutnya pemaparan materi WBTb disampaikan oleh masing-masing pengusul.
Untuk Jogi dari Batam dipaparkan oleh Kabid Kebudayaan Disbudpar Kota Batam, Muhammad Zen dan Staff Disbudpar Batam, Raja Zulkarnain. Sebelum memulai presentasi, kabupaten dan kota dari Kepri mengawalinya dengan berpantun.
“Hasil sidang penetapan ini menetapkan hanya 113 usulan yang ditetapkan sebagai WBTb Indonesia dari 115 usulan,” beber Zein.
Terpisah, Kepala Disbudpar Batam, Ardiwinata antusias atas ditetapkannya Jogi sebagai WBTb Indonesia. Ia mengatakan, Jogi ini sudah diperkenalkan secara luas kepada masyarakat Batam.
“Mulai dari murid SD dan siswa SMP juga telah dikenalkan dengan Jogi lewat guru yang sudah mendapat pengajaran sebelumnya,” tutur Ardiwinata dalam keterangannya.
Jogi juga sebagai tanda penutupan dari Kenduri Seni Melayu (KSM). Tak hanya itu, di era digital saat ini Jogi kerap dikenalkan melalui media sosial dan surat kabar dan media online.
Keterangan gambar: Penari Sanggar Pantai Basri Pulau Panjang, Batam saat membawakan gerakan Jogi, dengan lagu yang dibawakan oleh penyanyi berjudul Rabesi are Dunia Jogi. /Dok. Disbudpar Batam
Pria yang akrab disapa bang Ardi ini mengajak masyarakat Batam ikut melestarikan budaya Melayu yang ada di Kota Batam. Salah satunya, menjaga agar Jogi serta tradisi lainnya, tetap lestari hingga anak cucu nanti.
“Ayo kita cintai budaya kita agar budaya kita tetap lestari,” pinta Ardi.
Di tempat berbeda, Normah, Pemimpin Sanggar Pantai Basri Pulau Panjang Batam mengatakan, Jogi merupakan sendratari yang terkenal dan kerap ditampilkan saat acara-acara seni dan budaya besar di bumi Melayu. Seni tari ini juga selalu dipakai mengiringi pertunjukan Makyong serta teater tradisional masyarakat Melayu.
Penari Jogi terdiri lima orang dan satu orang penyanyi. Salah satu gerakannya saat menaiki panggung sambil menangkupkan telapak tangan di dada. Itu pertanda, mereka tengah menghatur salam kepada penonton. Lagu yang dibawakan oleh penyanyi yang mengiringi gerakan Jogi, berjudul Rabesi are Dunia Jogi.
“Jogi terinspirasi dari lagu. Rentak-rentaknya rancak (apik), dan ada beberapa penari yang membuat gerakan masing-masing,” kata Normah.
Pada dasarnya, kata dia, Jogi ini dibuat untuk menghibur masyarakat. Bisa dipentaskan di mana saja dan setiap penampilannya, para penonton tidak dipungut biaya.
Urutan dalam tarian yang berdurasi enam menit ini memiliki tujuh gerakan, yakni menangkupkan tangan mengandung makna memberi salam kepada penonton lalu memegang pinggang sambil memutar ke kiri dan ke kanan serta ke bawah dan ke atas.
Gerakan kedua ini memiliki makna penari melihat busana yang dipakai sudah sesuai atau belum. Gerakan ketiga, bersolek atau ber make-up, lalu gerakan keempat penari melihat cermin.
Gerakan kelima melihat bahu, gerakan keenam mencuci baju dan ketujuh melayang-layang. Ketujuh gerakan diambil dari kehidupan masyarakat Melayu yakni kebahagian seorang istri menyambut suami setelah pulang dari melaut atau pergi ke laut. (***)