- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
- CIMB Niaga Gelar Festival Musik Sunset 2 Hari di Kebun TMII Jakarta
- PLN Batam Siap Laksanakan Kebijakan Tarif dari Pemerintah Mulai 1 Juli 2025
- Penemuan Batu Bata Bersejarah di Dapur Arang Batam
- Istri di Bengkong Polisikan Suami gegara Cabuli Putri Pertamanya Sendiri
Limbah Minyak Hitam Kotori Wisata Lagoi, Danlantamal IV Tinjau Lokasi

Keterangan Gambar : Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI Arsyad Abdullah, bersama Plt Gubernur Provinsi Kepri H Isdianto saat meninjau langsung lokasi yang terkena limbah minyak hitam di Kawasan Wisata Lagoi, Bintan Utara. (Foto : Humas Dispen Lantamal IV Tanjungpinang)
KORANBATAM.COM, Bintan – Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI Arsyad Abdullah, bersama Plt Gubernur Provinsi Kepri H Isdianto, Danrem 033/WP Brigadir Jenderal TNI Gabriel Lema, Danlanud RHF Kolonel Pnb Andi Wijanarko, meninjau langsung lokasi terkena limbah minyak hitam di Kawasan Wisata Lagoi, Bintan Utara Kepri, Selasa (21/01/2020).
Danlantamal IV Tanjungpinang, Laksamana Pertama TNI Arsyad Abdullah mengatakan menilai pencemaran limbah minyak hitam (sludge oil) di Perairan Pulau Bintan, Kepulauan Riau, merupakan adanya unsur kesengajaan.
"Limbah tersebut berasal dari wilayah Out Port Limite (OPL), di Perairan perbatasan antara Provinsi Kepri, Singapura dan Malaysia yang dibuang secara sengaja oleh Kapal-kapal pada saat musim utara. Imbasnya, kini bekas kotoran oli itu terbawa arus dan mencemari kawasan resort dan pantai yang ada di Pulau Bintan," ujar Arsyad dihadapan awak media, Rabu (22/01/2020).
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya belum mengidentifikasi kapal tersebut berasal dari negara mana. Atas persoalan itu, TNI Angkatan Laut sudah berupaya semaksimal mungkin melakukan patroli di kawasan tersebut.
"Namun, aktivitas pembuangan limbah biasa dilakukan saat kapal patroli sudah kembali ke dermaga," kata Arsyad.
Sementara itu, tercemarnya kawasan pesisir di Kabupaten Bintan akibat limbah minyak hitam beberapa waktu belakangan membuat para pengusaha wisata merasa tidak nyaman, karena berdampak terhadap kunjungan wisatawan yang mengakibatkan kerugian materil dan lainnya. (ilham)