- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
- CIMB Niaga Gelar Festival Musik Sunset 2 Hari di Kebun TMII Jakarta
- PLN Batam Siap Laksanakan Kebijakan Tarif dari Pemerintah Mulai 1 Juli 2025
- Penemuan Batu Bata Bersejarah di Dapur Arang Batam
- Istri di Bengkong Polisikan Suami gegara Cabuli Putri Pertamanya Sendiri
Menjadikan Museum Menarik Dikunjungi

Keterangan Gambar : Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata (kiri), membuka seminar koleksi Museum Batam Raja Ali Haji di Travelodge Batam, Senin (14/3/2022). /Disbudpar Batam
KORANBATAM.COM - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, menggelar seminar koleksi Museum Batam Raja Ali Haji di Travelodge Batam, Senin (14/3/2022).
Pada seminar kali ini, Disbudpar mendatangkan narasumber yang ahli di bidangnya. Diharapkan, dari seminar tersebut dapat digali informasi dan masukan untuk membuat Museum Batam semakin maju dan menarik untuk dikunjungi.
Salah satu narasumber yang dihadirkan ialah Dosen Sejarah dari Universitas Riau Kepulauan (Unrika), Monika Sari. Ia menjelaskan bahwa, dalam pengembangan museum harus melakukan penambahan koleksi, menambah fasilitas-fasilitas yang ada, melakukan kegiatan promosi secara massif dan berkesinambungan, menggandeng berbagai instansi pemerintahan maupun elemen masyarakat dalam mengkampanyekan museum, dan meningkatkan kualitas pelayanan bagi para pengunjung dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Budaya lokal masuk menjadi pelajaran di suatu daerah, peran pemerintah penting membuat perda sehingga sejarah masa lalu bisa dimasukkan dalam muatan lokal pendidikan sekolah,“ ujarnya.
Ia juga mengajak seluruh peserta dapat mengagendakan kunjungan ke Museum Batam Raja Ali Haji.
“Ayo mulai agendakan ke museum, karena museum salah satu sumber pembelajaran bagi peserta didik elemen masyarakat,“ katanya.
Sementara, narasumber lainnya, seorang sejarahwan Kepulauan Riau (Kepri), Aswandi Syahri, mengupas tentang perjalanan Batam sejak Kerajaan Riau Lingga tahun 1722 hingga 1911. Selain itu, ia juga mengupas tentang reorganisasi pemerintahan kerejaan Riau-Lingga di Pulau Batam pada tahun 1895.
Pada tahun 1895, perkembangan pemerintahan lokal di Batam kembali memasuki sebuah babak baru, ketika yang dipertuan oleh Muda Riau X, Raja Muhammad Yusuf al-Ahmadi, melakukan resuffel besar-besaran terhadap jabatan wakil-wakilnya yang berada di sejumlah daerah dalam wilayah kerajaan Riau-Lingga.
Selain itu, narasumber dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Batam, Anasrudin, membahas tentang cagar budaya, dan Edi Sutrisno, membahas tentang Batam dulu sekarang.
Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata, mengatakan, keberadaan museum sangat penting untuk menyajikan bukti sejarah tentang Kota Batam.
“Bercerita tentang keberadaan Museum Batam Raja Ali Haji, kami sudah menjelajah pulau dan sebagainya dan mengumpulakn para penggiat sejarah,“ ujar Ardiwinata saat membuka seminar.
Setelah telah dilakukan pendalaman, Ardi mengatakan bahwa, sejarah sangat luar biasa untuk dan perlu ada fasilitas seperti museum untuk menjadi penunjang keberadaan sejarah.
“Dari sejarahlah kita tahu akan ada yang namanya pemajuan, karena sejarah itu perlu pelestarian. Alhamdulillah saat ini museum jadi pusat pembelajaran sejarah Kota Batam dan sudah dikunjungi ribuan wisatawan dan pelajar,“ katanya.
Ia menegaskan, keberadaan Museum Batam Raja Ali Haji berawal dari survei bahwa banyak daerah dikunjungi karena ingin melihat galeri dan museum.
“Orang datang ke Batam karena ada 10 sebabnya, di antaranya kuliner, kebudayaan, olahraga, belanja, hiburan, hingga galeri dan museum,“ ungkapnya.
Saat itu, Batam belum meniliki museum. Dengan begitu, pihaknya terpikirkan untuk menghadirkan museum tersbebut.
“Setelah melalui proses panjang, alhamdulillah Batam punya museum dengan nama Museum Batam Raja Ali Haji sesuai pilihan nama oleh Wali Kota Batam, Muhammad Rudi,“ katanya.
Setelah punya nama, syarat lain berdirinya museum seperti visi misi, koleksi, sturktur, hingga biaya. Pihaknya bersama sejumlah pihak terus bergotong-royong agar museum tersebut memberikan dampak positif.
“Harapan kami, dengan adanya museum ini, semua pihak mampu mengetahui sejarah di Kota Batam,“ ujarnya.
Di lokasi sama, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Museum Batam Raja Ali Haji, Senny Thirtywani, melaporkan, seminar tersebut diikuti 50 peserta yang terdiri dari guru sejarah, mahasiswa, budayawan, hingga pelaku seni, dan perwakilan kecamatan.
“Seminar ini untuk menggali dan upaya mencari koleksi barang bersejarah di Batam,“ katanya mengakhiri.
(***)