- PLN Batam Ingatkan Bahaya Main Layang-layang di Sekitar Jaringan Listrik
- PLN Batam Gelar Upacara HUT ke-80 RI, Teguhkan Semangat Persatuan dan Apresiasi untuk Masyarakat
- Begini Pesan Mendalam Pangkogabwilhan I ke Prajurit Lanal Tarempa
- Pangkogabwilhan I Apresiasi Lanal Tarempa yang Lestarikan Sejarah
- Bupati Anambas Tekankan Pentingnya Pramuka Hadir Ditengah Masyarakat
- Polres Bersinergi dengan Pemkab dan Bulog Salurkan Beras Murah Bermutu
- Bupati Anambas Pimpin Upacara Kemerdekaan dengan Khidmat
- Meriah, Pentas Seni Kelurahan Tarempa Warnai Peringatan HUT ke-80 RI di Anambas
- Upacara HUT Kemerdekaan ke-80 RI Batam, Ada Penggagal dan Pemusnah Penyelundupan Narkoba 4 Ton di Barisan Tamu Kehormatan
- Detik-Detik Keberangkatan Pangkogabwilhan I, Bupati Anambas Lepas dengan Kesan Mendalam di Lanudal Matak
Proyek Jalan Desa Tiangau Dipertanyakan, Pekerja Tak Pakai Safety

Keterangan Gambar : Terpantau di lokasi pekerjaan para pekerja tidak memakai safety saat bekerja. /Rommel/KoranBatam
KORANBATAM. COM - Proyek pengerjaan jalan desa Tiangau dipertanyakan. Pasalnya dari sisi pekerja tidak ada yang menggunakan safety (keamanan)
Salah satu warga Desa Tiangau, Pendi menyebutkan, proyek tersebut juga tidak memiliki gudang sehingga bahan material berserakan dipinggir jalan. Sehingga besi cepat berkarat dan tetap digunakan oleh kontraktor.
“Proyek pembangunan jalan desa Tiangau sangat memprihatinkan. Sebab gudang kontraktor pun tidak ada, selain itu besi juga sudah berkarat. Namun tetap dipakai, ini kualitas pekerjaan wajar menjadi perhatian, nanti tidak berapa lama jalan diperkirakan akan rusak lagi,” ujarnya kepada media ini, Sabtu (26/10/2024).
Pendi juga menambahkan, selain masalah pekerjaan, jalan juga banyak berserakan koral sehingga berpotensi membuat kendaraan tergelincir.
“Jalan juga banyak batu koral berserakan apalagi jalan naik turun sehingga rawan kecelakaan. Saya saja pernah hampir jatuh disana,” kata dia.
Ketika wartawan media ini mencoba konfirmasi kepada pihak pelaksana proyek, PT Adytama namun tidak satupun yang berani memberikan tanggapan.
Proyek dengan nilai Rp8,1 M tersebut wajar dipertanyakan karena sampai saat ini diperkirakan progres pekerjaan juga diduga belum memenuhi target.
Wartawan media ini juga mencoba konfirmasi kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kepulauan Anambas belum berhasil. Selain itu, pengawas proyek juga belum berhasil dimintai tanggapan sehingga berita ini ditulis.
(Rommel)