- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
- CIMB Niaga Gelar Festival Musik Sunset 2 Hari di Kebun TMII Jakarta
- PLN Batam Siap Laksanakan Kebijakan Tarif dari Pemerintah Mulai 1 Juli 2025
- Penemuan Batu Bata Bersejarah di Dapur Arang Batam
- Istri di Bengkong Polisikan Suami gegara Cabuli Putri Pertamanya Sendiri
- 106 KK Terdampak Rempang Eco-City Telah Tempati Rumah Baru di Tanjung Banon
PT Rempang SB Dikritik soal Layanan Pasien Rujukan

Keterangan Gambar : Ketua DPD Partai Golkar Anambas, Indra Syahputra (kanan) didampingi Ketua MPC PP Anambas, Arpandi dan jajaran salam komando di salah satu kedai kopi bilangan Tarempa, Selasa (13/5/2025). /1st
KORANBATAM.COM - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya (Golkar) Kabupaten Kepulauan Anambas, Indra Syahputra bersama Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila (PP) Anambas, Arpandi melontarkan kritik keras terhadap PT Rempang Sejahtera Bahari.
Kritik tersebut terkait dengan ketiadaan fasilitas khusus bagi pasien rujukan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anambas yang harus menempuh perjalanan laut hingga 12 jam menuju Tanjungpinang atau Batam.
Adapun perusahaan operator kapal ferry yang telah melayani jalur transportasi laut di Anambas selama lebih dari 15 tahun.
Ketua DPD Partai Golkar Anambas, Indra Syahputra menyatakan, setelah lebih dari satu dekade beroperasi, PT Rempang Sejahtera Bahari belum menunjukkan inisiatif untuk menyediakan ruang khusus bagi pasien rujukan yang memerlukan perhatian khusus selama perjalanan.
“Ini bentuk ketidakpedulian yang nyata terhadap kebutuhan masyarakat yang sedang dalam kondisi lemah dan membutuhkan perlakuan khusus,” tegas Indra saat ditemui di salah satu kedai kopi bilangan Tarempa, Selasa (13/5/2025).
Senada dengan Indra, Arpandi juga menyayangkan sikap perusahaan yang dinilainya hanya fokus pada keuntungan tanpa memperhatikan aspek sosial dan kemanusiaan.
“Pasien rujukan bukan penumpang biasa. Mereka membutuhkan ruang yang aman, nyaman dan manusiawi. Jika PT Rempang Sejahtera Bahari tidak mampu menyediakan fasilitas tersebut, kami mendorong perusahaan untuk mempertimbangkan kembali kelanjutan operasinya di Anambas,” ujarnya.
Keduanya menegaskan bahwa fasilitas yang dibutuhkan tidak harus mewah. Cukup dengan menyediakan satu atau dua ruang tertutup yang dilengkapi ventilasi, tempat tidur sederhana atau sekat privasi yang memadai agar pasien dapat menjalani perjalanan dengan lebih nyaman.
“Ini bukan tuntutan yang berlebihan, melainkan hak dasar warga sakit yang sedang berjuang untuk sembuh,” katanya.
Mereka berharap kritik ini menjadi perhatian serius bagi PT Rempang Sejahtera Bahari agar dapat meningkatkan standar pelayanan transportasi laut, khususnya bagi pasien yang membutuhkan penanganan medis darurat.
(red)