- Sinergi Bangun Batam, Kalapas Baru Temu Sapa Wartawan
 - Kick Off Pelatihan Calon Transmigran Rempang Eco-City: Bangun Peradaban, Ciptakan Pusat Ekonomi Baru
 - Kepala Lapas Batam Terima Kunjungan Studi Lapangan Mahasiswa Unrika
 - JNE Raih Penghargaan Best CMO Award 2025
 - Satgas Pangan Polresta Barelang Cek Pasar Tos 3000 Jodoh Batam
 - PWI-Polresta Barelang Siap Tangkal Hoax dan Bikin Kota Batam Adem
 - Schneider Electric Hadirkan Service Hub Batam, Perluas Jangkauan Layanan Pelanggan di Indonesia Barat
 - Dua Rute, Satu Semangat: Gowes Seru Bersama BP Batam
 - Kolaborasi BP Batam dan IPB: Perkuat Tata Kelola Layanan Perizinan
 - Wadirut Pertamina Patra Niaga Pastikan Keandalan Operasional di SPBU Batam dan IT Tanjung Uban
 
PT Rempang SB Dikritik soal Layanan Pasien Rujukan 
 
		
	
Keterangan Gambar : Ketua DPD Partai Golkar Anambas, Indra Syahputra (kanan) didampingi Ketua MPC PP Anambas, Arpandi dan jajaran salam komando di salah satu kedai kopi bilangan Tarempa, Selasa (13/5/2025). /1st
KORANBATAM.COM - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya (Golkar) Kabupaten Kepulauan Anambas, Indra Syahputra bersama Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila (PP) Anambas, Arpandi melontarkan kritik keras terhadap PT Rempang Sejahtera Bahari.
Kritik tersebut terkait dengan ketiadaan fasilitas khusus bagi pasien rujukan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anambas yang harus menempuh perjalanan laut hingga 12 jam menuju Tanjungpinang atau Batam.
Adapun perusahaan operator kapal ferry yang telah melayani jalur transportasi laut di Anambas selama lebih dari 15 tahun.
Ketua DPD Partai Golkar Anambas, Indra Syahputra menyatakan, setelah lebih dari satu dekade beroperasi, PT Rempang Sejahtera Bahari belum menunjukkan inisiatif untuk menyediakan ruang khusus bagi pasien rujukan yang memerlukan perhatian khusus selama perjalanan.
“Ini bentuk ketidakpedulian yang nyata terhadap kebutuhan masyarakat yang sedang dalam kondisi lemah dan membutuhkan perlakuan khusus,” tegas Indra saat ditemui di salah satu kedai kopi bilangan Tarempa, Selasa (13/5/2025).
Senada dengan Indra, Arpandi juga menyayangkan sikap perusahaan yang dinilainya hanya fokus pada keuntungan tanpa memperhatikan aspek sosial dan kemanusiaan.
“Pasien rujukan bukan penumpang biasa. Mereka membutuhkan ruang yang aman, nyaman dan manusiawi. Jika PT Rempang Sejahtera Bahari tidak mampu menyediakan fasilitas tersebut, kami mendorong perusahaan untuk mempertimbangkan kembali kelanjutan operasinya di Anambas,” ujarnya.
Keduanya menegaskan bahwa fasilitas yang dibutuhkan tidak harus mewah. Cukup dengan menyediakan satu atau dua ruang tertutup yang dilengkapi ventilasi, tempat tidur sederhana atau sekat privasi yang memadai agar pasien dapat menjalani perjalanan dengan lebih nyaman.
“Ini bukan tuntutan yang berlebihan, melainkan hak dasar warga sakit yang sedang berjuang untuk sembuh,” katanya.
Mereka berharap kritik ini menjadi perhatian serius bagi PT Rempang Sejahtera Bahari agar dapat meningkatkan standar pelayanan transportasi laut, khususnya bagi pasien yang membutuhkan penanganan medis darurat.
(red)







.gif)











			










