- Samsat Anambas Beri Diskon ke Masyarakat yang Bayar Pajak
- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
- CIMB Niaga Gelar Festival Musik Sunset 2 Hari di Kebun TMII Jakarta
- PLN Batam Siap Laksanakan Kebijakan Tarif dari Pemerintah Mulai 1 Juli 2025
- Penemuan Batu Bata Bersejarah di Dapur Arang Batam
TNI AL Gerebek Camp Penampungan di Pesisir Pelintung Dumai
5 WNA dan 24 PMI Ilegal Gagal ke Malaysia

Keterangan Gambar : Aparat TNI saat mengamankan calon PMI dan 5 WNA di camp Medang Kampai, Dumai, Rabu (4/9/2024). /ard/KoranBatam
KORANBATAM.COM - Tim Fleet One Quick Respond (F1QR) Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Dumai bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) l Belawan menggagalkan upaya penyelundupan 24 orang calon pekerja migran Indonesia (PMI) dan 5 warga negara asing (WNA). Mereka ditangkap saat akan berangkat ke Malaysia melalui perairan Dumai.
Komandan Lanal Dumai, Kolonel Laut (P) Boy Yopi Hamel menyampaikan bahwa, keberangkatan ilegal itu dilakukan setelah menerima informasi dari jaringan agen. Informasi diterima pada Rabu (4/9/2024) kemarin.
“Informasi ada rencana pemberangkatan calon PMI secara ilegal melalui pesisir pantai Pelintung, Medang Kampai, Dumai. Mereka akan diberangkatkan menuju ke Malaysia pakai speed boat berkecepatan tinggi,” kata Boy kepada wartawan lewat keterangan tertulisnya, Kamis (5/9).
Tim gabungan kemudian melaksanakan penyisiran ke dalam hutan bakau hingga ke bibir pantai. Benar saja, tim menemukan calon PMI yang sedang ditampung di sebuah rumah (camp) yang digunakan sebagai titik kumpul sebelum diberangkatkan.
“Mereka ini bersiap diberangkatkan secara ilegal menuju Malaysia sebanyak 29 orang. Terdiri dari 24 orang WN Indonesia, 4 rohingnya atau Myanmar dan 1 Malaysia,” sebutnya.
Selanjutnya 24 orang calon PMI dan 5 WNA dibawa menuju Mako Lanal Dumai untuk dilaksanakan pengecekan identitas, fisik, barang bawaan maupun kesehatan. Setelah didata, ada 1 PMI dipatok biaya sebesar 1500 ringgit atau sekitar Rp5 juta dan biaya tambahan sebesar Rp100 ribu.
“Para calon PMI non prosedural ini kami diserahkan ke Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Kota Dumai, dan 5 WNA kami teruskan ke pihak Imigrasi untuk diproses lebih lanjut,” tukasnya.
(ars /*)