- Dinkes-BPJS Kesehatan Batam Optimis 144 Penyakit Tuntas di FKTP
- Polisi Temukan Kendaraan Pemerintah DLH Batam Tak Memiliki Lampu Stoplamp Belakang-Sein hingga yang Pajaknya Mati
- Berkat Ramadan 2025: Harris Hotel Batam Center Siap Sajikan 50 Menu Pilihan saat Berbuka Puasa
- Undian CPF: Empat Konsumen Hoki Bawa Pulang 1 Villa dan 3 Rumah dari Central Group
- Serah Terima Jabatan Plt Direktur RSBP Batam Berjalan Khidmat
- Sari Ater Hospitality Bandung Jajaki Investasi Pariwisata di Batam
- Asep Lili Holilulloh Jabat Plt Direktur RSBP Batam, Gantikan dr Sri Rezeki Handayani
- Lazuardi Pare Jabat Ketua DPC HPI Batam periode 2025-2030, Ardiwinata: Bersiap Sambut Munas
- BP Batam Siap Sukseskan Keputusan Pemerintah Pusat Terkait Keberlanjutan Ex-Officio
- Warga Anambas Antusias Ikuti Jalan Santai pada Sempena Hari Pers Nasional 2025
Viral, Pemotor Seret Sajam di Jalanan Nongsa Batam Ternyata Bukan Begal
Polisi: Itu 3 Penyandang Disabilitas Cari Kepiting

Keterangan Gambar : Kapolsek Nongsa, Kompol Restia Octane Guchy (empat dari kanan) bersama tiga pemuda penyandang disabilitas (kanan) dan Guru SLB, Sulastri (dua dari kiri) saat mengklarifikasi video viral di Mapolsek Nongsa, Kamis (28/3/2024). /Polresta Barelang
KORANBATAM.COM - P, A, dan F, tiga pemuda penyandang tunawicara serta tunarungu asal Batam, Kepulauan Riau (Kepri) dituduh begal.
Awalnya, beredar di media sosial video tiga pengendara sepeda motor menyeret benda yang diduga senjata tajam ke aspal saat melintas di Jalan Batu Besar, Nongsa.
Dalam video, sopir mobil yang juga merekam video, sempat membunyikan klakson. Namun, ketiga pengendara sepeda motor tersebut tidak memberikan jalan.
Video itu kemudian beredar di media sosial dan banyak yang menduga tiga pengendara tersebut merupakan begal.
Lalu polisi melakukan penelusuran dan menemukan para pengendara, yaitu P, A, dan F. Dari sana diketahui bahwa ketiganya merupakan penyandang tunawicara dan tunarungu.
Untuk meminta keterangan ketiganya, polisi menghadirkan penerjemah bahasa isyarat, Sulastri, yang merupakan guru Sekolah Luar Biasa (SLB).
Diketahui, juga ketiga pemuda itu merupakan murid Sulastri yang saat ini sudah bekerja, berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU) dari SLB tersebut agar ketiganya bisa diberdayakan.
Dari keterangan ketiganya, benda yang terseret di aspal bukan senjata tajam (sajam), tapi alat tangkap kepiting.
“Jadi yang viral diduga begal bawa pedang pada malam hari itu bukan begal. Saat kita selidiki, mereka adalah warga penyandang disabilitas yang tidak sengaja menyeret alat tangkap kepiting dan hendak cari kepiting di pesisir pantai Nongsa,” tegas Kapolsek Nongsa, Kompol Restia Octane Guchy dalam keterangan persnya, Kamis (28/3/2024).
Selain itu, ketiga pemuda tersebut juga menjelaskan alasan tidak minggir saat di klaskson sopir mobil.
Ketiganya bukannya tak merespons. tapi karena keterbatasan yang dimiliki, mereka tak bisa mendengarkan.
“Karena keterbatasan yang mereka miliki, mereka tak mendengar sama sekali suara klakson dari mobil yang merekam peristiwa itu. Bahkan saat alat kepiting yang mereka bawa menyeret jalan, mereka tak menyadarinya juga,” ujarnya.
Ketiga pemuda tersebut memohon maaf karena telah membuat gaduh dan resah masyarakat di Kota Batam. Para pemuda itu telah dikembalikan ke keluarga mereka.
Sementara, Sulastri mengatakan, dia meminta maaf atas tindakan yang dilakukan anak didiknya yang membuat warga batam resah. Sulastri menyebut, ketiganya merupakan anak yang baik dan tidak pernah berperilaku buruk.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cari Kepiting, 3 Pemuda Penyandang Disabilitas Malah Dituduh Begal
(*)