- Hotel Harris ke-4 di Nagoya Thamrin Sudah Mulai Terima Tamu, Ada 240 Kamar
- Kredit Macet, Kooperatif, Pengeroyokan dan Damai: Debitur di Batam Ini Malah Digugat Leasing Adira Finance ke Pengadilan
- Setelah Dubes Australia, Saatnya Uni Emirat Arab Kunjungi Batam
- Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam Ditunjuk Komisaris Utama Taspen
- Kepala BP Batam Lantik dr Tanto sebagai Direktur RSBP Batam
- BP Batam-Pelaku Usaha Perkuat Sinergi Regulasi JPT lewat FGD
- Samsat Anambas Beri Diskon ke Masyarakat yang Bayar Pajak
- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
Bulan Desember 2022, BP Batam Mulai Kembali Pengerjaan IPAL

Keterangan Gambar : Pekerjaan kontruksi IPAL BP Batam, pada Jumat (18/11/2022). /BP Batam
KORANBATAM.COM - Badan Pengusahaan (BP) Batam pastikan pekerjaan kontruksi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dimulai kembali bulan Desember tahun 2022 setelah disetujuinya perpanjangan waktu hingga September 2024 oleh The Export-Import (Exim) Bank of Korea (EDCF) Korea selaku lender (pihak peminjam).
Hal ini disampaikan oleh General Manager (GM) Pengelolaan Lingkungan BP Batam, Iyus Rusmana selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek IPAL BP Batam, pada Jumat (18/11/2022).
“Dari target 114 kilometer jaringan pipa primer dan sekunder, tahap 1 yang belum tersambung sekitar 3,7 km di 7 titik lokasi yaitu Pasir Putih, Royal Grande, Citra Indah, Baloi Ditpam, Eden Park, Kembang Sari, dan Grand Orchid. Setelahnya, dilanjutkan penyelesaian 11.000 Sambungan Rumah (SR) pada bulan Desember 2022,” jelas Iyus.
Proyek IPAL tahap 1 ini memiliki area pelayanan di Batam Center dengan total 43 perumahan dengan lokasi IPAL berada di Bengkong Sadai.
Pengerjaan Proyek IPAL dilakukan untuk mengatasi pencemaran lingkungan dari air limbah domestik yang mengalir ke waduk maupun perairan pantai.
Progres proyek IPAL sampai saat ini telah mencapai 90,8 persen dengan rincian sebagai berikut:
1. Pembangunan IPAL di Bengkong Sadai telah rampung 100 persen.
2. Pembangunan 5 stasiun pompa telah rampung 100 persen.
3. Jaringan pipa keseluruhan mencapai 93,8 persen.
4. Sambungan Rumah (depan rumah/samping drainase) mencapai 10.000 SR sebesar 69,4 persen.
“Pekerjaan sambungan rumah ada dua fase. Fase 1 sambungan rumah di depan rumah/samping drainase sudah terpasang 10.000 SR, sedangkan fase 2 sambungan rumah ke septic tank masih 0, karena menunggu jaringan pipa primer diselesaikan terlebih dahulu,” ujarnya.
Iyus mengatakan, pekerjaan konstruksi mengalami penundaan sejak awal tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 dan kendala teknis di lapangan yang merubah metode kerja, misalnya pekerjaan jaringan pipa yang awalnya menggunakan metode open cut berubah menjadi Pipe Jacking (Boring) akibat ketidakstabilan tanah di lokasi, perubahan metode pekerjaan ini membutuhkan tambahan biaya yang harus direviu terlebih dahulu.
Selain itu, saluran pipa yang melewati sungai, perumahan warga, dan membelah Pengalokasian Lahan (PL) milik warga, dilakukan pemetaan kembali jalur pipa (re-route).
Iyus menegaskan bahwa, proyek pemasangan tidak terbengkalai atau mangkrak, dimana dalam progres konstruksi BP Batam selalu melakukan koordinasi rutin dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan Republik Indonesia melalui rapat monitoring dan evaluasi.
Proyek IPAL tahap 1 ini merupakan proyek yang akan menjadi percontohan bagi daerah lain. Selain itu, proyek ini telah mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat.
“BP Batam juga secara aktif berkoordinasi dengan EDCF, Hansol EME Korea selaku kontraktor, dan Sunjin Eng & Arch Korea selaku konsultan, untuk memastikan bahwa proyek ini dapat berjalan dengan baik. Hingga saat ini Hansol selaku kontraktor masih melakukan monitoring serta perbaikan aset-aset proyek meskipun pekerjaan konstruksi tertunda,” katanya.
Termasuk mengajukan perpanjangan waktu ke Kementerian Keuangan RI dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), yang ditindaklanjuti oleh Kementerian Keuangan RI dengan mengirimkan permohonan resmi ke The Export-Import (Exim) Bank of Korea (EDCF) dan telah disetujui, dengan penyelesaian proyek hingga bulan Juni 2024 dan Loan Closing Date pada bulan September 2024.
Total anggaran yang dibutuhkan untuk mengerjakan sisa pekerjaan proyek IPAL sebesar Rp 112,5 miliar yang berasal dari Pinjaman Luar Negeri (Loan) yang telah sudah tersedia.
Adapun anggaran tersebut akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan 3,7 km di 7 lokasi, pengadaan peralatan pendukung operasional, penyelesaian 11.000 Sambungan Rumah (ke septic tank), penyelesaian mekanikal dan elektrikal, serta commissioning & training yang akan dimulai kembali pada awal Desember 2022, dan akan beroperasi di sebagian area pada bulan Oktober 2024.
“Dari kegiatan-kegiatan tersebut kami pastikan bahwa proyek tidak mangkrak dan masih terus berjalan hingga waktu yang ditetapkan,” tutup Iyus. (***)