- Kapal Kandas Diatas Karang, Sat Polairud Polres Anambas Bantu Evakuasi Penumpang KM INKAMINA MARITIM
- Kapolres Anambas Beri Bantuan Sembako Untuk Korban Rumah Roboh Akibat Diterjang Angin Kencang
- Pelantikan Pengurus Ikabero Batam, Rudi: Sinergi Jadi Kunci Keberhasilan
- BU Fasling BP Batam Gelar Konsinyering Optimalisasi Aset Negara
- Demokrat Kepri Gelar Konsolidasi, Aneng: Satu Komando, Solid dan Wajib Menang
- Raih Emas dan Perunggu, 2 Atlet Taekwondo Persembahankan Sejarah Baru untuk Kepri
- KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam Jadi Fokus Bahasan Acara MFA 2024 di Singapura
- BP Batam Komitmen Tingkatkan Pengawasan dan Pengendalian Intern
- Warga Bengkong Indah Deklarasi Dukung ASLI di Pilkada 2024
- Polisi Lingga Beri Bantuan ke Korban Angin Puting Beliung di Desa Penuba
Eks Pejabat Hasan Ditangguhkan Penahanan dan Dikeluarkan dari Rutan Polres Bintan
Keterangan Gambar : Hasan melakukan penandatanganan berita acara penangguhan penahanan di hadapan penyidik Polres Bintan, Sabtu (3/8/2024). /Polres Bintan
KORANBATAM.COM - Tersangka dugaan pemalsuan surat tanah Hasan (46 tahun) yang merupakan mantan pejabat Wali Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) ditangguhkan masa penahanannya dan dikeluarkan dari rumah tahanan (Rutan) Polres Bintan, Sabtu (3/8/2024).
Kapolres Bintan, AKBP Riky Iswoyo membenarkan melalui Kepala Seksi (Kasi) Hubungan Masyarakat (Humas) Polres Bintan, Iptu Missyamsu Alson mengatakan bahwa, tersangka Hasan dikeluarkan dari tahanan Polres Bintan karena adanya permohonan penangguhan penahanan dari Penasehat Hukum (PH) tersangka.
Selain itu, kata Alson, adanya jaminan dari istri tersangka sehingga penyidik mengabulkan permohonan penangguhannya.
“Iya benar, tersangka Hasan yang merupakan mantan pejabat Walikota Tanjungpinang ini dikeluarkan dari tahanan Polres Bintan, karena adanya permohonan penangguhan penahanan dari PH tersangka yakni Hendie Devitra pada tanggal 11 Juli lalu,” sebut Alson dalam keterangan tertulis yang diterima KoranBatam.
Alson menerangkan, proses hukum masih berjalan dan terhadap tersangka Hasan dilakukan wajib lapor sebanyak tiga kali dalam seminggu, yakni pada hari Senin, Rabu dan Jumat.
“Mengingat masa penahanan juga mau berakhir, jadi kita kabulkan permohonan dari PH-nya. Sekaligus penyidik melengkapi berkas perkara sesuai petunjuk dari Jaksa Penuntut Umum,” terangnya.
“Jadi proses dikabulkannya penangguhan penahanan tersangka Hasan melalui proses dan pertimbangan yang matang oleh penyidik. Karena juga adanya jaminan dari istrinya yang bernama Ranny Gustifa Sari yang memberikan jaminan bahwa tersangka Hasan tidak akan melarikan diri, dan siap menghadirkan tersangka kapan saja diperlukan oleh penyidik,” ujar dia lagi.
Perlu diketahui, tersangka Hasan telah ditahan oleh penyidik Polres Bintan dalam perkara dugaan tindak pidana pemalsuan surat dengan pelapor atas nama Constantyn Barail.
Hasan sudah ditahan selama 58 hari dan dikeluarkan dari rutan Polres Bintan, Sabtu siang, sekitar pukul 15.00 WIB.
“Jadi sebelum tersangka dikeluarkan dari rutan Polres Bintan, kami melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap Hasan, dan setelah dipastikan sehat dengan surat dari dokter kesehatan Polres Bintan barulah dia diperbolehkan pulang dan dijemput oleh istrinya,” imbuhnya.
Alson juga menegaskan, proses hukum terhadap tersangka Hasan masih berjalan dan saat ini penyidik masih melengkapi berkas perkara sesuai dengan petunjuk JPU.
“Nah jika berkas perkara sudah rampung, dan dinyatakan lengkap oleh JPU, maka Hasan akan dilimpahkan ke JPU untuk proses penuntutan di persidangan,” tandasnya.
(iam)