- Gandeng Grand Batam Mal dan Modena, Properti Ascott Gelar Kompetisi Cumi Masak Hitam Nuansa Halloween
- Libatkan Penegak Hukum TNI-Polri, Petugas Geledah Sel dan Tes Urine Warga Binaan Pemasyarakatan Rutan Batam
- Letkol Cpm Dela Guslapa Partadimadja, Pejabat Baru Dandenpom 1/6 Batam
- PLN Batam dan Maxpower Indonesia Resmikan Pengoperasian 50 Megawatt PLTMG di Momen Hari Listrik Nasional ke-80
- Letkol Inf Yudi Satria Prabowo, Putra Bangkinang Ini Resmi Pimpin Yonif 136 Tuah Sakti
- Camp Pengungsi Vietnam Kini Bernama Galang Heritage Village
- Amsakar: Hari Bakti BP Batam ke 54 Jadi Momentum Perkuat Komitmen dan Kebersamaan
- Senyum Rempang, Wujud Kepedulian BP Batam
- Li Claudia: Anugerah Investasi BP Batam Jadi Inspirasi dan Perkuat Sinergi Bangun Daerah
- ESB Dorong Transformasi Digital Kuliner Sumatera, Mulai dari Batam
Lestarikan Budaya Melayu, Batam Kota Gelar Lomba Nasi Besar

Keterangan Gambar : Peserta dari kelurahan Batam Kota mengikuti perlombaan Nasi Besar pada momen HUT ke-78 RI, di Plaza Botania 2, Sabtu (9/9/2023). /Disbudpar Batam
KORANBATAM.COM - Nasi Besar bukan bermakna nasi yang dibuat atau dibentuk dalam ukuran besar. Melainkan, nasi yang dihidangkan dalam acara kebesaran.
Makna yang terkandung dalam penghidangan nasi besar merupakan kehalusan budi pekerti masyarakat Melayu. Karena itu, di momen Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-78 Republik Indonesia, Kecamatan Batam Kota, Batam menggelar berbagai lomba, salah satunya lomba membuat nasi besar.
Kepala Bidang (Kabid) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Muhammad Zen bertindak sebagai juri lomba nasi besar. Ia menyebutkan, kegiatan ini diikuti sebanyak enam kelurahan di Batam Kota.
“Jadi nasi besar dibuat dari rumah, peserta akan menjelaskan nasi besarnya,” katanya, di Plaza Botania 2, Sabtu (9/9/2023).
Menyandang sebutan Nasi Besar, nyatanya hidangan tersebut tidak murni berupa nasi yang ditanak dari beras. Melainkan, berupa pulut atau ketan yang diproses dengan cara ditanak lalu ditambah kunyit sehingga hasilnya menjadi pulut kuning.
Bersama juri lainnya, yakni Dato Haji Wan Gamal yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam Kota, dan Dato Haji Syamsuddin Ja'far menilai kelengkapan nasi besar dari masing-masing peserta.
Dato' Haji Zen, panggilan akrabnya menyebutkan, nasi besar terdiri dari bunga puncak, bunga telur, telur yang diberi warna merah, pulut kuning dan lingkar pulut.
Kemudian ada hiasan pada pinggir pahar dan pahar dulang bekaki. Selain kelengkapan, nasi besar dinilai dari kebersihan, kerapihan serta kreatifitasnya.
“Kalau tak lengkap, berkurang nilainya. Telurnya harus berjumlah ganjil. Dinilai juga kreatifitas membuat bunga telur karena bunga telur ini tidak ada pakemnya jadi bisa berkreasi,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata menjelaskan bahwa, nasi besar merupakan salah satu tradisi Melayu, yang ada di rangkaian setiap acara kebesaran.
Menurutnya, nasi besar kini tak hanya disajikan pada saat acara pernikahan, Khataman Alquran atau Sunatan saja. Nasi besar juga sudah mulai hadir diberbagai acara, seperti peringatan hari kelahiran, hari jadi kota dan sebagainya.
Namun, nasi besar tersebut tetap ada ciri khasnya yakni pulut kuning, bunga telur warna merah dan bunga puncak.
“Untuk acara perayaan hari jadi dan perayaan lainnya bisa namun ciri khasnya jangan sampai hilang,” ucapnya.
Karena itu, pihaknya akan mendorong agar lebih banyak warga Batam yang melestarikan dan menghidangkan nasi besar pada setiap acara.
“Luar biasa saya antusias, Kecamatan Batam Kota mengenalkan nasi besar lewat kegiatan HUT Ke-78 RI. Disbudpar Kota Batam terus mengenalkan tradisi Melayu kepada masyarakat Kota Batam,” pungkasnya. (***)







.gif)






















