- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
- CIMB Niaga Gelar Festival Musik Sunset 2 Hari di Kebun TMII Jakarta
- PLN Batam Siap Laksanakan Kebijakan Tarif dari Pemerintah Mulai 1 Juli 2025
- Penemuan Batu Bata Bersejarah di Dapur Arang Batam
- Istri di Bengkong Polisikan Suami gegara Cabuli Putri Pertamanya Sendiri
Mendatangi Pulau Buluh, Ardi dan Rombongan Asosiasi Pariwisata Batam Telusuri Peninggalan Sejarah

Keterangan Gambar : Kepala Disbudpar Batam, Ardiwinata (rompi putih), bersama Direktur Eksekutif BPPD, Edi Sutrisno (baju lengan panjang hijau lumut, kanan), serta rombongan, melihat kondisi fisik sumur atau perigi tua di Pulau Buluh, Bulang, Batam, Jumat (4/2/2022). /Pemko Batam
KORANBATAM.COM - Asosiasi Pariwisata yang berdomisiili di Kota Batam menelusuri beberapa peninggalan sejarah yang ada di Pulau Buluh, Kecamatan Bulang. Penelusuran dipimpin langsung Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam, Ardiwinata, didampingi Direktur Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Daerah Kota Batam (BPPD), Edi Sutrisno, Camat Bulang, Ramadhan Zuhri dan Lurah Pulau Buluh, Borhan.
Kegiatan tersebut dilakukan setelah menyalurkan bantuan kepada korban musibah kebakaran di Pulau Buluh, Jumat (4/2/2022).
Tempat pertama yang dikunjungi pihaknya adalah sumur atau perigi tua sedalam 7 meter. Sumur ini mewakili situs tertua yang masih dapat dideteksi jejaknya di pulau bersejarah itu.
Kondisi sumur tersebut terlihat sudah tidak terawat dan ditumbuhi rerumputan juga lumut hijau. Kemudian rombongan melanjutkan melihat pasar pertama Batam, Bangunan Lama Tionghoa, bekas bangunan Kantor Camat Pertama Batam, dan diakhiri ke Toa Pekong Puluh Buluh yang kini berganti nama menjadi Vihara Samudra Bhakti.
Direktur Eksekutif BPPD Batam, Edi Sutrisno, mengisahkan sumur atau perigi tua tersebut dulunya dijadikan sebagai sumber air tawar bagi warga setempat selama beratus tahun silam.
Katanya lagi, sumur tersebut terbuat dari susunan bata berlabel batam, produksi pabrik Batam Brick Works yang dibangun oleh Raja Ali Kelana pada sekitar tahun 1896 silam.
Diceritakannya, Pulau Buluh memiliki sejarah dan tak terpisahkan dari perkembangan Batam.
“Pusat pemerintahan pertama atau kantor kecamatan pertama dulunya adalah Pulau Buluh. Kemudian baru berpindah ke Belakang Padang, sekitar tahun 1953. Setelah Batam menjadi kota administratif pada tahun 1983, maka pusat pemerintahan berada di Batam,” kata Edi.
Edi menjelaskan bahwa, Pulau Buluh mempunyai pasar pertama di Batam. Bentuk bangunan gedungnya hingga sekarang masih dipertahankan warga Tionghoa yang ada di Pulau ini.
“Inilah ciri-ciri pasar lama, gedung ini dulunya dimiliki oleh toke Tionghoa,” ujarnya.
Sementara, Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kepulauan Riau (Kepri), Donna Justitia, mewakili asosiasi lainnya, mengaku baru mengetahui kalau di Pulau Buluh ternyata banyak terdapat bangunan peninggalan bersejarah. Dirinya senang karena bisa ikut melihat langsung objek-objek bersejarah tersebut.
“Ini bisa dikemas dan dijadikan paket wisata sejarah ke depannya,” kata Donna.
Kepala Disbudpar Batam, Ardiwinata, menuturkan bahwasanya Pulau Buluh memiliki hubungan linear dengan Batam. Karena dari kerajaan Riau Lingga melalui Yang Dipertuan Besar dan disyahkan oleh Yang Dipertuan Muda Yang berada di Penyengat, bahwa, menunjuk pemimpin di dua kawasan Nongsa dan Puluh Buluh yang diberi gelar amir yang dalam bahasa arab berarti pemimpin.
“Amir Nongsa sepertinya sudah mulai terangkat dalam konsep pelestarian dan pemajuan budaya. Ada Satu lagi yang perlu kita angkat kembali, yakni amir Pulau Buluh. Memang kalau secara tamadun yang lebih tua adalah Amir Nongsa,” kata Ardi.
Ditambahkannya, amir Pulau Buluh memerintah Pulau Buluh. Masih banyak peninggalan-peninggalan berada di pulau ini.
“Apapun yang berbau sejarah jangan diubah dulu. Ada Tim Ahli Cagar Budaya atau TACB yang mengkurasinya,” pesan terakhirnya.
Sumber: Pemko Batam