- Perjanjian Kerjasama BP Batam-Bank Mandiri: Fokus Peningkatan Kualitas Layanan Perbankan
- Catat Sejarah, Batam Sukses Bangun Proyek Wind Tower Senilai USD 22 Juta
- Simak Update Terkini Pergeseran Warga Rempang di Tanjung Banon
- Disbudpar Batam Inisiasi Pertemuan Maskapai Air Asia, Asosiasi Pariwisata dan BIB
- BP Batam Gesa Perbaikan Jaringan Pipa di Kawasan Hotel Vista
- Proses Terus Bergulir, BP-Pemkot Batam Komit Atasi Persoalan Banjir
- Lari Batam 10K 2025 Gaet Pelari dari Berbagai Negara dan Daerah
- Peletakan Batu Pertama Masjid Jami Soeprapto Soeparno di Jakarta Timur
- Pejabat Tingkat III dan IV di BP Batam Dilantik, Formasi Memajukan Daerah
- Paparan PLN Batam soal Penyesuaian Tarif Listrik 1,43 persen untuk Rumah Tangga Mewah dan Pemerintah ke Masyarakat
Nelayan Tradisional Diharapkan Bisa Bersaing dengan Nelayan Profesional

Keterangan Gambar : Wakil Bupati Anambas, Wan Zuhendra (tengah), bersama Bupati Anambas, Abdul Haris saat memberikan bantuan alat pancing kepada nelayan Desa Sri Tanjung, Selasa (5/10/2021).
KORANBATAM.COM - Dinas Perikanan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Anambas selalu rutin membuat program yang membantu para nelayan agar hasil tangkapannya meningkat.
Kepala Dinas Perikanan Pertanian dan Ketahanan Pangan, Effi Sjuhairi, mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Anambas selalu rutin membuat program yang peduli dengan para nelayan.
“Kita rutin ada program memberikan bantuan kepada para nelayan. Bantuan yang diberikan berupa alat pancing, alat komunikasi dan pompong. Baru pekan lalu kita berikan pada nelayan di Desa Sri Tanjung, program seperti ini terus berkelanjutan,” kata Effi kepada media ini, Selasa (5/10/2021).
Effi juga menambahkan bahwa, selain memberikan bantuan peralatan pancing, pihaknya juga saat ini sudah ada mengirimkan putra daerah sekolah teknologi perikanan di Pontianak. Saat ini, ada 14 siswa sedang mengikuti program pendidikan yang dibiayai oleh pemerintah daerah (Pemda).
“Para siswa ini kelak diharapkan bisa memberikan inovasi teknologi baru untuk alat tangkap nelayan. Karena melalui pendidikan tentu tidak hanya menangkap ikan, budidaya ikan juga bisa,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga sudah sering memberikan penyuluhan agar nelayan tangkap semakin jeli dan bisa menggunakan kapal besar tentunya zona penangkapan ikan diatas dari 12 mil. Namun banyak nelayan tradisional enggan beralih menggunakan jaring dengan berbagai alasan dan pendapat.
“Kita sering dialog dengan para nelayan, sepertinya mereka susah untuk meninggalkan pola lama yakni pancing ulur. Sebagian mengaku takut karang rusak, sebenarnya kalau lait dalam jaring kan tidak sampai kedasar laut. Tapi inilah kita berikan penyuluhan agar mereka mau beralih menjadi nelayan profesional,” ujarnya.
Bahkan, kata Effi, sering disampaikan jika nelayan banyak datang dari Jawa dan Sumatera untuk memanfaatkan potensi sumberdaya perikanan di laut Natuna dan Anambas sementara jarak tempuhnya jauh. Oleh sebab itu nelayan lokal harus bersaing dengan nelayan luar yang menggunakan kapal diatas 30GT (Gross Tonnage) tentunya bisa meningkatkan perekonomian nelayan Kabupaten Kepulauan Anambas.
“Ke depan, kita berharap agar para nelayan kita juga bisa memanfaatkan sumberdaya perikanan kita. Kalau kita bandingkan nelayan dari Jawa sampai kesini berapa bahan bakar yang dikeluarkan sementara kita dekat. Ini selalu kita sampaikan kepada para nelayan kita,” katanya.
(Jhon)