- Kredit Macet, Kooperatif, Pengeroyokan dan Damai: Debitur di Batam Ini Malah Digugat Leasing Adira Finance ke Pengadilan
- Setelah Dubes Australia, Saatnya Uni Emirat Arab Kunjungi Batam
- Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam Ditunjuk Komisaris Utama Taspen
- Kepala BP Batam Lantik dr Tanto sebagai Direktur RSBP Batam
- BP Batam-Pelaku Usaha Perkuat Sinergi Regulasi JPT lewat FGD
- Samsat Anambas Beri Diskon ke Masyarakat yang Bayar Pajak
- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
Pastikan Kebutuhan Listrik Terus Meningkat di Batam, Badan Pengusahaan dan Kementerian ESDM Tinjau Ketahanan Energi

Keterangan Gambar : Perbincangan pihak BP Batam bersama Kementerian ESDM, BPKP serta PLN Batam saat meninjau lapangan di Waduk Duriangkang dan Waduk Tembesi soal ketahanan energi sektor ketenagalistrikan di Kota Batam, Rabu (21/9/2022). /BP Batam
KORANBATAM.COM - Badan Pengusahaan (BP) Batam bersama Kementerian Energi serta Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Batam melakukan peninjauan lapangan di Waduk Duriangkang dan Waduk Tembesi dalam rangka melihat ketahanan energi sektor ketenagalistrikan di Kota Batam, pada Rabu (21/9/2022) lalu.
Kunjungan tersebut untuk mendapatkan informasi terkait ketenagalistrikan seperti kecukupan pasokan dan jaringan listrik, rasio elektrifikasi, hingga rencana perkembangan pembangunan ketenagalistrikan energi terbarukan (PLTS) di Batam.
“Mengenai kecukupan dan kebutuhan listrik di Batam, kita melihat dari rencana PLN Batam akan ada penambahan kapasitas dan pemindahan gardu ke Batam. Rencana jangka panjangnya yaitu interkoneksi Sumatera-Batam, jika investasi ini terealisasi maka ada tambahan sekitar 2000-3000 megawat (mw) dan ini sangat besar,” kata Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau disingkat (KPBPB) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) BP Batam selaku Ketua Tim Teknis Kerja Sama Pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Waduk KPBPBB, Irfan Syakir Widyasa, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (24/9/2022).
Irfan menyebutkan, untuk pengembangan PLTS sendiri akan dikembangkan dengan skala besar dan sudah masuk proyek strategis nasional. BP Batam berharap di tahap pertama ini, paling tidak ada 40 mw di Waduk Tembesi dan 720 mw di Waduk Duriangkang.
“Ke depan, rencana kebutuhan di Batam banyak pengembangan besar, butuh dukungan listrik, seperti pengembangan di Rempang sesuai rencana induk, kebutuhannya bisa mencapai 2.000 mw. Kemudian, data center di Nongsa, jika 11 data center sudah terealisasi, maka membutuhkan 500 mw,” sebutnya.
“Mudah-mudahan dengan pertemuan ini, apa yang kita rencanakan bisa sinkron dengan rencana PLN, ESDM dan didukung oleh seluruh pihak yang terkait,” ujarnya lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Auditor Ahli Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Reinaldy Agung mengatakan, peninjauan lapangan ini tindak lanjut dari rapat terbatas yang dipimpin Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada 20 Juni 2022 lalu, itu terkait antisipasi krisis pangan dan energi.
“Kondisi global saat ini tidak menentu, sehingga menyebabkan harga komoditas dunia terus meningkat. Aspek ketersediaan utamanya sumber energi, dimana Batam sangat bergantung pada gas. Kalau kita lihat dari sisi cadangan sendiri sebenarnya tidak sampai 20 tahun lagi gas kita akan habis. Jadi memang perubahan transformasi ke energi Energi Baru Terbarukan (EBT) itu sudah menjadi suatu ke niscayaan,” ucap Reinaldy.
Ia pun meyakini bahwa, kebutuhan listrik akan terus meningkat sesuai dengan pertumbuhan penduduk.
“Sehingga langkah-langkah antisipasi segera harus dilakukan supaya tidak terlambat dalam memenuhi kebutuhan yang terus meningkat,” ujarnya.
Ditambahkan Analis Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Firdaus Pioneertha Ibo, menyampaikan bahwa, pihaknya juga fokus kepada rasio elektrifikasi dan sistem average interruption duration index, sistem average interruption frequency index. Dimana terdapat kurang lebih 20 pulau yang masih belum dialiri listrik baik di Batam khususnya, dan Kepulauan Riau (Kepri) umumnya.
“Ke depan, baik dari kebijakan dedisilesasi, konversi dari pembangkit listrik tenaga diesel atau PLTD ke PLTS dan atau juga grip paket laut semoga bisa mendorong peningkatan rasio eletrikfikasi juga,” ungkapnya.
Sementara, Executive Vice President (EVP) Pelayanan Pelanggan Retail Manager (PPRM) PLN Batam, Mohammad Arief Rachman menyatakan, saat ini kondisi pelistrikan di Batam bisa dikatakan cukup. Namun menurutnya, Batam harus punya cadangan operasi minimal 20 persen.
“Tentu kita perlu dukungan dari pemerintah agar ada sumber pasokan gas dari sumber lain,” katanya. (***)