- Setelah Dubes Australia, Saatnya Uni Emirat Arab Kunjungi Batam
- Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam Ditunjuk Komisaris Utama Taspen
- Kepala BP Batam Lantik dr Tanto sebagai Direktur RSBP Batam
- BP Batam-Pelaku Usaha Perkuat Sinergi Regulasi JPT lewat FGD
- Samsat Anambas Beri Diskon ke Masyarakat yang Bayar Pajak
- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
Tim Gabungan Berhasil Amankan Satu Kapal China, Temukan Satu WNI Meninggal

Keterangan Gambar : Tim Biddokkes Polda Kepri dan aparat gabungan TNI-Polri, saat melakukan pemeriksaan di atas kapal ikan asing Lu Huang Yuan Yu. (Foto : iam)
KORANBATAM.COM, BATAM - Tim gabungan dari Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri), TNI Angkatan Laut (AL), Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Kepri, Badan Keamanan Laut (Bakamla), Bea Cukai dan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) berhasil mengamankan kapal ikan asing Lu Huang Yuan Yu 117 dan 118 berbendera China. Pasalnya kapal tersebut diduga telah melakukan tindak pidana kekerasan yang mengakibatkan seorang ABK kapal Warga Negara Indonesia (WNI) meninggal dunia.
Hal ini disampaikan oleh Kapolda Kepri Irjen Pol Aris Budiman M.Si didampingi Ka Bakamla, Danlantamal IV, Kabinda Kepri dan Jajaran Pejabat Utama TNI Polri pada Rabu (8/7/2020) kemarin, di Dermaga Markas Komando (Mako) Lanal Batam, Tanjungsengkuang, Jl Tamalatea, Kecamatan Batuampar, Kelurahan Tanjungsengkuang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Kapolda Kepri, Irjen Pol Aris Budiman M.Si mengatakan, informasi awal yang diterima, bahwa ada seorang warga negara Indonesia (WNI) diduga dianiayai hingga meninggal dunia.
“Warga negara kita diduga dianiayai hingga meninggal dunia, seperti pengalaman sebelumnya sebagian besar tenaga kerja kita yang bekerja di Kapal ikan asing itu diperlakukan secara tidak manusiawi,” ujar Irjen Pol Aris Budiman M.Si, Kamis (9/7/2020).
Berdasarkan dokumen untuk mereka bekerja, kata Kapolda Kepri, sering kali dipalsukan dan tidak benar isinya, sehingga dugaan kedua kapal tersebut salah satunya merupakan tempat dilakukannya penganiayaan dan kapal lainnya sebagai saksi yang mengetahui kejadian tersebut.
“Warga negara kita juga yang menyampaikan informasi bahwa di kapal tersebut ada mayat. Kuat dugaan kami bahwa yang bekerja di kapal tersebut merupakan korban Trafficking (perdagangan manusia) yang dipekerjakan secara paksa di atas kapal ikan tersebut,” jelas Kapolda Kepri.
Lanjut Kapolda Kepri, informasi kejadian diterima sekira pukul 06.00 WIB, namun rekan-rekan dari Bakamla dan TNI AL telah mengetahuinya sejak malam. Selanjutnya sekira pukul 06.00 WIB, dirinya perintahkan Jajaran Direktorat Polisi Perairan dan Udara Polda Kepri untuk bergabung melakukan deteksi dan mencari kapal tersebut.
“Pada pukul 06.00 WIB, saya perintahkan tim Dit Polairud Polda Kepri termasuk juga Helikopter ikut bergabung melakukan pencarian melalui udara. Dan berdasarkan pengalaman bahwa anggota rawan sekali terkena serangan, untuk itu kami saling bersinergi, saling membantu dalam mengamankan kapal ini, termasuk juga tim Brimob kita terjunkan,” ungkap Kapolda Kepri.
Kapolda Kepri menjelaskan bahwa Tempat Kejadian Perkara (TKP) dugaan penganiyaan hingga menyebabkan meninggal dunia ini, terjadi dibawah wilayah yurisdiksi Indonesia dan yang dianiayai adalah warga negara Indonesia walaupun dia bekerja di Kapal Asing.
Sehingga kewenangan itu, lanjutnya, ada di aparat Kepolisian termasuk juga di TNI AL dan Bakamla termasuk aparat Indonesia lainnya dapat melakukan tindakan hukum.
“Kapal ini kurang lebih sudah berlayar selama 7 bulan, bertolak dari Singapura ke Argentina dan begitu melewati perairan kita, langsung dilakukan penyergapan dengan seluruh aparat yang ada di laut,” tutup Kapolda Kepri.
Sementara, Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI Indarto Budiarto, S.E., M.Han., mengatakan, bahwa kedua kapal tersebut bersama-sama mencari ikan dan cumi-cumi dan merupakan satu pengurusan.
“Pada saat dilakukan pengejaran terhadap kapal 117, sempat hampir lepas namun berhasil digiring untuk memasuki wilayah perairan Indonesia. Saat ini kondisi jenazah sedang menjalani pemeriksaan oleh tim dokter. Kondisi jenazah sendiri masih utuh dengan menggunakan pakaian serta diberi selimut. Dan untuk hasil visumnya, kita masih menunggu dari tim dokter,” kata Danlantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI Indarto Budiarto, S.E., M.Han.,.
(iam)