- Li Claudia: Anugerah Investasi BP Batam Jadi Inspirasi dan Perkuat Sinergi Bangun Daerah
- ESB Dorong Transformasi Digital Kuliner Sumatera, Mulai dari Batam
- Kapolsek Batuampar dan Wartawan Coffee Morning
- Silaturahmi Kepala dan Waka BP Batam dengan Kajati Kepri
- Makan Berhidang Warnai Rangkaian Kenduri Warisan Budaya Takbenda Batam 2025
- Sudah 2 Kali, Kakek Durjana Cabuli Bocah 4 Tahun di Bengkong Batam
- Baju PDU Walikota Batam Pertama, Koleksi Terbaru di Museum Raja Ali Haji di Hari Jadi ke-5
- Didepan Pemerintah AS, Fary Tegaskan Komitmen Prabowo Jadikan Batam Tujuan Investasi Dunia
- Pemotor Tewas Tergeletak di Tempat, Diduga Jadi Korban Tabrak Lari
- Bhayangkari Ranting Bengkong Dorong Semangat Sehat dan Perkuat Tali Persaudaraan lewat Senam Aerobik
Apresiasi Tangan Emas Muhammad Rudi di Masjid Tanjak Batam

Keterangan Gambar : Wakil Ketua Umum MUI Kepri yang juga Ketua Majelis Ekonomi Syariah DMI Kepri, Prof. Dr. Ir. Chablullah Wibisono. /1st
KORANBATAM.COM - Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi dinilai memiliki Tangan Emas setelah merampungkan pembangunan Masjid Tanwirun Naja atau dikenal dengan Masjid Tanjak di kawasan Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
Pendapat itu disampaikan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kepulauan Riau (Kepri) yang juga Ketua Majelis Ekonomi Syariah Dewan Masjid indonesia (DMI) Kepri, Prof. Dr. Ir. Chablullah Wibisono, Sabtu (10/9/2022), di Batam.
Ia menyebutkan bahwa, pembangunan masjid Tanjak di Bandara Hang Nadim merupakan nilai tambah bagi BP Batam.
“Itu (membangun) memberikan nilai tambah bagi BP Batam ditangan Muhammad Rudi sebagai Kepala BP Batam,” ujar Chablullah.
Masjid yang berdiri di atas lahan 15.100 meter persegi (m2) dan total luas bangunan 4.983 m2 dapat menampung sekitar 1.250 jemaah untuk melaksanakan ibadah.
“Keberadaan masjid itu penting, bagi umat islam atau penumpang Bandara Hang Nadim Batam,” katanya.
Ia menyadari Batam yang sudah dikenal sebagai kota yang dikembangkan menjadi daerah industri, perdagangan, alih kapal dan wisata perlu lebih dikembangkan mengikuti trend. Maka hadirnya Masjid Tanjak dinilai tepat sebagai destinasi dan ikon baru wisata religi di Batam.
“Salah satu yang menjadi ikon wisata religi di Batam saat ini adalah Masjid Tanjak, selain Masjid Agung Batam, Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah, Masjid Jabal Arafah, Patung Dewi Kwan Im, Pura Agung Amertha Buana, Vihara Duta Materya dan GPIB Emmanuel Batam,” sebutnya.
Sementara, terkait plafon masjid yang rusak, ia mengaku tidak mempermasalahkan. Menurutnya, itu merupakan hal yang biasa dalam teknik konstruksi.
“Jika ada kejadian tentang plafond yang masih menjadi tanggung jawab kontraktor, itu hal yang biasa dalam teknik konstruksi. Tapi jangan sampai nila setitik rusak susu sebelanga,” imbuhnya.
Disebut, bentuk arsitektur masjid didesain berbentuk tanjak sebagai icon masyarakat melayu yang identik dengan islam. Sehingga Masjid Tanjak memiliki nilai seni yang tinggi.
“Bagi Batam sebagai bandar dunia yang madani maka welcome nya adalah Masjid Tanjak. Sebagai wisata religi yang iconik, bernilai seni arsitektur yang tinggi,” katanya.
Lebih lanjut, Chablullah menjelaskan membuat desain yang artistik dan unik memang tantangan tersendiri bagi konstruktor.
Baginya, untuk memenuhi konstruksi yang kuat pada semua elemen bangunan masjid, tidak mudah menformulasikan mekanika teknik membentuk struktur yang kokoh untuk desain yang indah seperti Masjid Tanjak.
“Alhamdulillah Insyaallah semuanya bisa diperbaiki karena masih dalam masa pemeliharaan oleh kontraktor,” ujarnya. (***)







.gif)






















