Batam Lampu Colok Festival akan Meriahkan Malam Pawai Takbir Idul Fitri 1444 H, Catat Tanggal dan Lokasinya

Reporter : KORANBATAM.COM 18 Apr 2023, 07:10:42 WIB SENI DAN BUDAYA
Batam Lampu Colok Festival akan Meriahkan Malam Pawai Takbir Idul Fitri 1444 H, Catat Tanggal dan Lokasinya

Keterangan Gambar : Foster lampu colok menyambut hari Raya Idul Fitri 1444 H di Kota Batam. /Dok. Disbudpar Batam


KORANBATAM.COM - Saat hari Raya Idul Fitri atau disebut dengan lebaran ternyata ada budaya yang dilakukan umat muslim Melayu Kota Batam. Budaya itu di antaranya makan berhidang setelah melaksanakan salat Idul Fitri. 

Namun sebelum itu, ada tradisi lain yakni tujuh likur yang dilaksanakan di malam 27 Ramadan. Adapun rangkain acara 7 lingkur ini, yaitu memasang lampu colok yang bermakna ikut bergembira menyambut hari Raya Idul Fitri.

“Lampu colok ini dipasang jelang tiga hari lebaran sampena malam Lailatul Qadar,” kata Ardiwinata, selaku Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Selasa (18/4/2023).  

Lanjut Ardi, demikian disapa, bahan membuat lampu colok yakni sumbu, minyak tanah, dan bekas kaleng minuman.

“Adanya lampu colok ini mengingatkan kita merayakan Idul Fitri di kampung halaman. Ada anak-anak main petasan juga,” sebutnya.

Kemudian melaksanakan salat Tarawih di masjid dan membaca doa selamat dan menikmati juadah setiap rumah warga.

“Setelah salat Tarawih, jamaah dari masjid tadi datang ke rumah warga baca doa selamat makan kue, macam-macam ada kue bangkit, wajik bersira,” ujar dia.

Ia menyampaikan, saat kenduri itu, kegiatannya bisa berlangsung sampai waktu subuh. Tujuan dari tradisi ini ialah sebagai ajang silaturrahmi masyarakat Melayu. 

Tiba hari Raya Idul Fitri, kata Ardi, semua memakai pakaian Melayu. Bagi ibu-ibu membawa makanan ke masjid untuk makan berhidang, untuk satu hidangan makanan itu diisi empat orang. Selain menjaga silaturahmi, kegiatan ini sangat dinanti bagi masyarakat yang merantau.

“Tentulah, saat mereka pulang kampung meraka yang merantau ingin merasakan makan berhidang,” imbuhnya. 

Tradisi masih terus dilaksanakan, tepatnya di Kampung Melayu Batu Besar, Nongsa, dan tembal lain setelah makan berhidang, berkunjung ke rumah warga.

Namun menariknya, kunjungan dari hari pertama sampai ketiga hari Raya Idul Fitri dipersilahkan untuk anak-anak. Tujuannya supaya anak-anak tersebut dapat mengenal dan melestarikan tradisi ini.

“Hari pertama, kedua, ketiga untuk anak-anak. Para orang tua bertanya kepada anak-anak yang datang tentang puasa sambil bagikan duit raya. Bagi orang dewasa malamnya bisa berkunjung,” katanya. 

Kemudian Ardi menambahkan, Kota Batam memiliki banyak tradisi budaya yang menarik untuk diketahui. Salah satunya, tradisi saat jelang Idul Fitri seperti lampu cokol ini, dan ada dalam Pelaksana Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) Kota Batam.

“Saat malam Idul Fitri, tanggal 21 April, Pemerintah Kota (Pemkot) Batam menggelar pawai takbir. Gema takbir berkumandang dan sejumlah kendaraan hias ikut memeriahkan Gema Idul Fitri tingkat Kota Batam. Nah, pawai takbiran tersebut dilepas langsung oleh Ibu Wagub Kepri, Marlin Agustina dan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, di Dataran Engku Putri Batam Center,” katanya.

Ardi mengajak masyarakat Kota Batam ikut melestarikan budaya Melayu yang ada di Kota Batam sehingga tetap lestari hingga anak cucu nanti.

“Ayo kita cintai budaya kita, sehingga budaya kita tetap lestari,” tutupnya.


(iam)




Komentar Facebook

Komentar dengan account Facebook