- Siapkan SDM Tangguh, Amsakar Dorong Transformasi Pendidikan Vokasi di Batam
- Khidmatnya Upacara Peringatan HUT TNI ke-80 di Kodaeral IV Batam
- PLN Batam Tandatangani PJBTL dengan PT Teknologi Data Infrastruktur
- Iptu Adyanto Syofyan Pindah Tugas
- Minta Pengembang Lengkapi Perizinan
- Lapangan jadi Saksi, Batam-Singapura Pererat Hubungan lewat Bola Voli
- Parkir Sembarangan, BP Batam Tertibkan Chassis Kontainer di Bahu Jalan Batu Ampar
- Semoga Bermanfaat, Tana Group Gelar Sembako Tebus Murah untuk Warga di Bengkong Batam
- AKP Mardalis Isi Khotbah dan Jadi Imam Salat Jumat di Musala Nurul Hidayah Kabil, Ini Pesannya
- 2 Penyelundup Sabu 1 Kg Lebih dari Malaka Digagalkan Kodaeral IV Batam di Pelabuhan Rakyat Sagulung
Ini Tanggapan Ketua KPAI Anambas tentang Kekerasan Anak di Bawah Umur

Keterangan Gambar : Ketua KPAI Anambas, Ronald Sianipar. /KORANBATAM.COM
KORANBATAM.COM - Banyaknya anak di bawah umur yang diamankan aparat kepolisian karena terlibat aksi krimnalitas dan peremanisme. Hal ini diduga kuat karena kemiskinan dan kurangnya perhatian orang tua yang menjadi pemicu mudahnya anak terlibat kriminalitas, Kamis (27/4/2023).
Seperti yang disampaikan Ketua Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Kabupaten Kepulauan Anambas, Ronald Sianipar. Menurutnya, kemiskinan dan minimnya perhatian orang tua, membuat anak akan bergaul bebas.
“Dalam pergaulan inilah, anak tersebut bisa dengan mudah terlibat dalam aksi kriminalistas dan premanisme, apalagi ekonomi orang tuanya tergolong kurang mampu,” katanya melalui sambungan selular.
Dia berharap pihak sekolah juga ikut berperan aktif dalam mengawasi perilaku siswanya.
“Kita juga imbau supaya pihak sekolah sering melakukan razia pada siswanya, mungkin saja ada anak yang biasa membawa sajam atau narkoba, dan sebagainya yang bisa memicu mereka berbuat kriminal. Saat di luar sekolah, maka peran orang tua sangat penting untuk mengawasi pergaulan anak-anaknya,” imbaunya.
Ronald menilai, sejauh ini prilaku anak di bawah umur yang terlibat tidak pidana kejahatan di Kabupaten Kepulauan Anambas cenderung meningkat. Namun tingkat perbuatan terlihat mencolok, karena terlibat kasus-kasus besar. Seperti pencabulan dan kejahatan jalanan.
“Kasus kekerasan yang melibatkan anak itu memang masih banyak, tapi dari data kita cenderung menurun. Justru di KPAI itu paling banyak kasus orang dewasa yang melibatkan anak-anak dan tentu ini sangat tidak bagus untuk perkembangan anak,” ujarnya.
Untuk kasus narkoba, anak-anak ini sudah mulai tersentuh sebagai korban maupun pelaku.
“Tentu kami prihatin dengan hal ini, sekolah ini juga harus berperan aktif. Jangan sampai lengah, nanti ini jika dibiarkan akan semakin meluas,” katanya.
Selain itu, polisi juga diminta untuk lebih tegas terhadap pelaku kejahatan yang melibatkan anak-anak dibawah umur. Apalagi kalau perbuatan yang dilakukan oleh anak-anak itu sudah mengarah pada perbuatan orang dewasa.
“Saya berharap orang tua, pemerintah desa dan semua elemen-elemen yang ada harus extra ketat memperhatikan prilaku anak jangan ada pembiaran sudah larut malam tidak dicari,” tungkasnya.
(Tony)