- Kredit Macet, Kooperatif, Pengeroyokan dan Damai: Debitur di Batam Ini Malah Digugat Leasing Adira Finance ke Pengadilan
- Setelah Dubes Australia, Saatnya Uni Emirat Arab Kunjungi Batam
- Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam Ditunjuk Komisaris Utama Taspen
- Kepala BP Batam Lantik dr Tanto sebagai Direktur RSBP Batam
- BP Batam-Pelaku Usaha Perkuat Sinergi Regulasi JPT lewat FGD
- Samsat Anambas Beri Diskon ke Masyarakat yang Bayar Pajak
- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
Pertalite Langka, Pegawai Terancam Tak Masuk Kantor

Keterangan Gambar : ilustrasi pengisian BBM. /net
KORANBATAM.COM - Permasalahan bahan bakar minyak jenis Pertalite sampai saat ini masih menjadi kendala di Kabupaten Kepulauan Anambas yang merupakan kabupaten termuda di Kepulauan Riau.
Bahkan, masyarakat terancam putus transportasi khususnya bagi pemilik kendaraan bermotor roda dua (R2) sebab untuk mengantar anak sekolah dan masuk kerja ke kantor pemerintahan tidak bisa karena pertalite tidak ada.
“Jangankan untuk jalan-jalan, minyak untuk antar anak ke sekolah saja tidak ada. Apalagi kalau nanti kerja, bagaimana ini. Bukan kita malas, namun tidak mungkin rasanya jalan kaki pergi ke kantor, jaraknya bukan dekat,” keluh salah seorang warga bernama Wandi, kepada media ini, Rabu (10/5/2023).
Dia menambahkan, pihak agen berjanji pada Jumat yang lalu, bahan bakar jenis Pertalite sudah masuk. Namun ketika ditunggu waktu yang dijanjikan, tidak juga ada bahan bakar minyak sehingga saat ini kalaupun harganya naik Rp20-25 ribu per botol tetap akan dibeli masyarakat.
“Kalau misalnya harga perbotol Rp25 ribu tetap akan saya beli, namun masalahnya hingga saat ini saya sudah keliling-keliling cari bahan minyak Pertalite tetap juga tidak ada. Bagaimana kita nanti untuk mengantar anak sekolah dan bekerja,” ujarnya dengan nada kesal.
Wandi berharap kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Anambas bisa mencarikan solusi agar permasalahan bahan bakar minyak jenis Pertalite bisa tersedia tidak seperti saat ini yang hampir terjadi setiap tahun sehingga permasalahan di masyarakat ini sangat krusial.
“Kita harusnya malu kepada kabupaten-kabupaten yang lain. Mereka aja nggak pernah yang namanya mengeluhkan masalah Pertalite, padahal mereka bukan penghasil minyak dan gas. Kita bertahun-tahun selalu mengelukan masalah minyak, kan aneh,” tandasnya.
(Tony)