- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
- CIMB Niaga Gelar Festival Musik Sunset 2 Hari di Kebun TMII Jakarta
- PLN Batam Siap Laksanakan Kebijakan Tarif dari Pemerintah Mulai 1 Juli 2025
- Penemuan Batu Bata Bersejarah di Dapur Arang Batam
- Istri di Bengkong Polisikan Suami gegara Cabuli Putri Pertamanya Sendiri
Puisi Wali Kota Amsakar yang Sarat Makna Menggetarkan Pembukaan KSM ke-26 Tahun 2025
Ardiwinata Sebut Bukan Sekadar Tontonan, Tapi Tuntunan Budaya

Keterangan Gambar : Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Amsakar Achmad. /Disbudpar Batam
KORANBATAM.COM - Kawasan Harbour Bay Downtown, Batam, Kepulauan Riau pada Sabtu (17/5/2025) malam itu bukan hanya menjadi panggung seni, melainkan juga ruang perenungan.
Di antara gemerlap lampu dan semilir angin laut yang menerpa, puisi berjudul Uwak dilantunkan dengan suara merdu nan syahdu oleh Wali Kota Batam sekaligus Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Amsakar Achmad.
Kata demi kata mengalir lirih namun membahana, membuat pengunjung terdiam, larut dalam makna yang dalam dan menyentuh.
“Uwak, dalam bahasa ibu saya, berarti bapak,” ucap Amsakar sebelum pembacaan puisi.
Tiap lantunan kalimatnya, kata orang nomor satu di Batam ini adalah persembahan untuk semua sosok ayah yang berjibaku menghidupi keluarganya, di mana pun mereka berada.
Pembacaan puisi tersebut menjadi pembuka yang tak biasa dalam gelaran Kenduri Seni Melayu (KSM) ke-26 tahun 2025.
Suatu hajatan budaya akbar yang kini memasuki usia lebih dari seperempat abad. Dihadiri tamu-tamu dari dalam dan luar negeri seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, suasana pembukaan KSM 2025 terasa sangat istimewa.
Amsakar menyampaikan rasa syukurnya atas konsistensi Batam dalam menggelar KSM, bahkan saat pandemi Covid-19 menerpa wilayah ini sekalipun.
“Tidak banyak event yang mampu bertahan lebih dari 20 tahun. Tapi Alhamdulillah, KSM terus hidup hingga 26 tahun ini,” ujarnya.
Ia pun berharap ke depan event KSM dapat digelar lebih besar lagi, bahkan dihelat seminggu penuh jika memungkinkan.
“Ini bukan sekadar acara, ini adalah cerminan komitmen kita melestarikan Melayu,” tutur pria yang juga dikenal punya jiwa seni yang sangat kental tersebut.
Menurutnya, Batam punya potensi kuat menjadi hub budaya tidak hanya di Indonesia, tapi juga antarnegara serumpun. Dengan pengelolaan yang profesional, ia yakin ribuan wisatawan mancanegara bisa ditarik melalui kegiatan-kegiatan seperti ini. Semakin banyak event yang digelar, semakin besar peluang menarik wisatawan mancanegara ke Nusantara melalui Batam.
“Tahun lalu kita (Batam) mencatat 1,3 juta kunjungan wisatawan mancanegara. Tahun ini targetnya 1,5 hingga 1,7 juta,” ungkapnya optimistis.
Selain itu, Wali Kota juga mengungkap rencana besar yakni membangun panggung seni budaya permanen di Batam layaknya Taman Budaya. Gedung Beringin di Sekupang, disebut-sebut sedang dikaji sebagai pusat kebudayaan bagi berbagai komunitas seni dan budaya dari seluruh Indonesia di Batam.
“Pak Ardi sedang mematangkannya (Taman Budaya, red). Kalau kita bisa mengemas acara seperti ini dengan lebih kreatif, saya yakin akan menarik ribuan orang datang. Ini nilai tambah besar untuk Batam,” katanya.
Sementara itu, gelaran KSM ke-26 tahun 2025 diikuti sebanyak 368 peserta. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia maupun dari negeri jiran dan serumpun. Seperti, Brunei Darussalam, Malaysia maupun Singapura.
Selain itu, peserta dari Medan, Deli Serdang, Lingga, Tanjungpinang, Dumai, Sei Pakning, Karimun, Bintan, Sumatra Selatan (Sumsel) serta tuan rumah Batam, juga menampilkan performa gemilang di panggung KSM ke-26.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam, Ardiwinata mengungkapkan bahwa, KSM masuk dalam 110 Karisma Event Nusantara (KEN) dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia serta menjadi satu-satunya event KEN dari Provinsi Kepri yang tercatat di Kemenpar tahun 2025.
“Ini satu-satunya event budaya di Batam yang tak pernah absen, bahkan saat pandemi Covid-19. Kami terus menjaganya karena KSM bukan sekadar tontonan, tapi juga tuntunan budaya,” kata Ardiwinata penuh semangat kepada KoranBatam, Minggu (18/5).
Ardiwinata menjelaskan, pelaksanaan KSM merupakan bagian dari upaya pelestarian 10 Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Batam. Di sisi lain, acara ini juga menjadi salah satu atraksi unggulan untuk menarik wisatawan ke Batam.
“Kegiatan ini sejalan dengan program Pak Wali Kota dan Ibu Wakil Wali Kota Batam yang ingin menjadikan Batam sebagai destinasi MICE-Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition,” imbuhnya.
Selain pertunjukan seni budaya, pengunjung juga akan disuguhi bazar yang menyajikan aneka kuliner khas daerah. Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam turut ambil bagian dalam menyajikan sajian tradisional khas Melayu yang menjadi daya tarik tersendiri selama acara berlangsung.
Dukungan pun datang dari Ketua LAM Kepri Kota Batam, Dato' Raja Muhamad Amin. Ia mengajak generasi muda untuk mencintai seni dan budaya sendiri.
“Jika tidak, maka budaya asing akan mengisi ruang-ruang kosong itu,” ujar dia.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang menjaga marwah budaya Melayu di Batam.
“Apresiasi setinggi-tingginya kepada Pak Wali Kota Batam/Kepala BP Batam atas konsistensi beliau untuk menjaga budaya Melayu. Apresiasi serupa kepada Kepala Disbudpar Batam, Pak Ardi, yang turut menjaga sehingga KSM tak pernah absen,” tuturnya.
Selama tiga hari, mulai Jumat (16/5) hingga Minggu (18/5), gelaran KSM 2025 menampilkan pertunjukan seni budaya yang mempertemukan tradisi Melayu lintas negara. Ini bukan hanya pesta budaya, tapi perayaan identitas yang mengakar, sekaligus jembatan silaturahmi antarbangsa.
(iam)