Transformasi Pelabuhan Batam, Perkuat Nadi Ekonomi menuju Kota Baru

Reporter : KORANBATAM.COM 04 Des 2023, 16:37:40 WIB EKONOMI
Transformasi Pelabuhan Batam, Perkuat Nadi Ekonomi menuju Kota Baru

Keterangan Gambar : STS Crane di Pelabuhan Batuampar, Batam. /BP Batam


KORANBATAM.COM - Pelabuhan secara definisi diartikan sebagai tempat yang digunakan untuk kapal bersandar, membongkar atau memuat barang dan naik turun penumpang.

Di Indonesia yang terdiri lebih dari 17.000 pulau, pelabuhan tak hanya menanggung peran definisi tersebut namun juga menjadi kunci penggerak perekonomian Indonesia. 

Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi pun terus mengupayakan transformasi Pelabuhan Batam, baik pelabuhan kargo maupun penumpang guna memperkuat nadi ekonomi menuju Batam Kota Baru.

Terlebih berada di lintasan jalur perdagangan dunia, Selat Malaka, Batam menyimpan sederet potensi untuk berkembang menjadi hub logistik internasional.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Batam Tahun 2022 sebesar 6.84 persen berhasil mengungguli tingkat pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5.31 persen. Dari sisi nilai ekspor, Batam menyumbang 79.3 persen dari total ekspor Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebesar USD 19.6 miliar atau sekitar Rp303 triliun. 

Berbagai komoditas ekspor yang didominasi mesin/peralatan listrik, pesawat mekanik, minyak hewan/nabati, dikirim dari Batam ke negara tujuan.

Mulai dari Singapura, Malaysia, China, Denmark dan India. Komoditas tersebut, dikirim melalui pelabuhan kargo utama di Batam. Antara lain, Pelabuhan Batuampar dengan nilai ekspor sebesar USD 9.9 Miliar atau sekitar Rp153 Triliun, Pelabuhan Sekupang dengan nilai ekspor sebesar USD 2.5 miliar atau sekitar Rp38 Triliun dan Pelabuhan Kabil dengan nilai ekspor USD 1.6 Miliar atau sekitar Rp24.7 triliun.

Nilai ekspor ini tak lepas dari sokongan 30 Kawasan Industri di Batam yang terdiri dari industri manufaktur dan jasa. Bahkan menurut data BPS, dari total Pendapatan Domestik Regional Bruto Batam Tahun 2022 yang mencapai Rp194.84 Triliun, distribusi terbesar menurut lapangan usaha didominasi industri manufaktur sebesar 58.05 persen.

“BP Batam menyadari bahwa sebagai penyokong perekonomian Batam, pembangunan infrastruktur dan suprastruktur Pelabuhan Batam harus menjadi prioritas,” ujar Direktur Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Dendi Gustinandar, Senin (4/12/2023).

Salah satu wujud transformasi Pelabuhan Batam adalah melalui kerjasama pembangunan, pengoperasian dan pengembangan Terminal Peti Kemas (TPK) Batuampar.

BP Batam menggandeng PT Pengusahaan Daerah Industri (Persero) Batam, guna mewujudkan Pelabuhan Batuampar sebagai internasional transhipment port (hub logistic), memanfaatkan lintasan jalur perdagangan dunia, Selat Malaka.

Adapun kerja sama ini dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama telah dimulai per 1 November 2023 lalu hingga Juli 2025. Pada tahap ini, PT Persero Batam akan mewujudkan TPK Batuampar menjadi domestic transhipment port.

Artinya barang-barang domestik akan dikumpulkan di TPK Batuampar sebelum dikirimkan ke tujuan pulau lainnya dalam wilayah Indonesia.

Sedangkan pada tahap kedua, yang rencananya dimulai Agustus 2025, PT Persero Batam telah menyiapkan sederet rencana pengembangan TPK Batuampar menjadi direct call terminal. Artinya, kapal-kapal dengan draught besar dapat melakukan kegiatan bongkar muat di TPK Batuampar, sehingga tidak perlu lagi transit di Pelabuhan hub lainnya.

“Pada tahap 2 ini, TPK Batuampar akan dilakukan pengembangan infrastruktur dengan perluasan lapangan penumpukan menjadi 12 hektar, selain itu kolam dermaga utara juga akan diperdalam hingga -12 mLWs. Dari segi suprastruktur akan dilengkapi dengan 5 Quay Crane, 2 HMC, 12 RTG dan 20 Terminal Truck,” kata Dendi.

Selanjutnya pada tahap tiga yang akan dimulai pada Agustus 2025, TPK Batuampar, akan dikembangkan sebagai international transhipment port atau hub logistik internasional.

Guna mewujudkan target tersebut, lapangan penumpukan TPK Batuampar akan diperluas menjadi 32 hektar, dermaga akan diperpanjang hingga 1.6 km, dan peralatan bongkar muat akan dipercanggih sehingga meningkatkan efisiensi pelayanan bongkar muat.

“TPK Batuampar akan memiliki 11 Quay Crane, 2 HMC, 27 RTG, dan 56 terminal truck untuk mengakomodir 1.6 Juta TEUs kontainer dengan total investasi Rp3.8 triliun,” kata dia.

Dendi menegaskan bahwa, Batam harus mengambil potensi international transhipment port yang saat ini masih didominasi oleh pelabuhan di Singapura (32.3 Juta TEUs), Busan (12.2 Juta TEUs), Tanjung Pelepas (10.6 Juta TEUs), dan Port Klang (8.4 Juta TEUs).

Tiga dari Pelabuhan Transhipment dunia tersebut, memiliki kesamaan dengan Batam, yakni sama-sama berada di jalur tersibuk di dunia, Selat Malaka yang dilintasi 90.000 kapal per tahunnya.

“Kami membutuhkan dukungan semua pihak agar mimpi untuk mewujudkan Batam sebagai hub logistic internasional dapat tercapai. Jika Pelabuhan Batuampar dikembangkan dengan lebih baik lagi, maka perekonomian Batam khususnya dan Indonesia secara umum juga akan meroket. Kawasan Industri yang ada di Batam juga harapannya dapat berkembang dengan terbukanya pintu-pintu perdagangan dunia secara langsung,” ujarnya.

BP Batam, kata Dendi, juga terus melakukan evaluasi pengelolaan TPK Batuampar oleh PT Persero Batam setiap minggunya. Dari evaluasi tersebut pula ditemukan bahwa kecepatan waktu sandar kapal (berthing time) di TPK Batuampar meningkat sebesar 44 persen dengan penggunaan Ship to Shore (STS) Crane dan HMC. 

“Jika sebelumnya rata-rata waktu sandar kapal untuk membongkar 100-600 box kontainer membutuhkan 48-52 jam, kini hanya menjadi 9-22 jam,” jelasnya.

Selain pengembangan Pelabuhan Batuampar sebagai wujud transformasi Pelabuhan Batam, Badan Pengusahaan melalui BUP juga memprioritaskan pelayanan yang merata bagi seluruh pengguna jasa, termasuk penumpang kapal ferry. Berada di gugusan pulau-pulau dalam wilayah Provinsi Kepri, Batam menjadi pintu gerbang domestik dan internasional.

Terdapat lima pelabuhan internasional dan tiga pelabuhan domestik di Kota Batam yang berada dalam wilayah kerja BP Batam. Untuk itu, peningkatan pelayanan merupakan program prioritas yang dicanangkan Kepala BP Batam. 

“Pada 14 November 2023 lalu, BUP telah meluncurkan penerapan e-ticketing dan pembayaran non tunai di dua terminal domestik antara lain Terminal Domestik Sekupang dan Terminal Domestik Telaga Punggur,” ujar Dendi.

Penerapan e-ticketing dan cashless payment di Pelabuhan Domestik di Batam ini digadang-gadang menjadi yang pertama di Provinsi Kepri. Dengan transformasi digital ini, calon penumpang menjadi lebih mudah dalam melakukan pemesanan dan pembayaran tiket kapal domestik. Penumpang juga tidak perlu lagi antre membeli tiket kapal saat musim puncak liburan serta dapat memonitor jadwal kapal secara real time.

Perlahan tapi pasti, Pelabuhan Batam tengah berbenah menjadi lebih baik, demi mendukung Batam Kota Baru. (***)




Komentar Facebook

Komentar dengan account Facebook