Triwulan Pertama 2021, Pemulihan Ekonomi Menunjukkan Tren Kenaikan Positif

Reporter : KORANBATAM.COM 07 Mei 2021, 00:04:36 WIB EKONOMI
Triwulan Pertama 2021, Pemulihan Ekonomi Menunjukkan Tren Kenaikan Positif

Keterangan Gambar : ilustrasi.


KORANBATAM.COM - Pemulihan ekonomi terus berlanjut di Triwulan I-2021 dan menunjukkan tren kenaikan yang positif. Jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, ekonomi Indonesia di Triwulan I-2021 masih mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -0,74 persen (YoY). Kemudian, apabila dibandingkan dengan Triwulan IV-2020, kontraksi pertumbuhan yang terjadi sebesar -0,96 persen (QtQ).

Perbaikan kondisi ekonomi pada Triwulan I tentu tak lepas dari intervensi yang dilakukan oleh pemerintah. Konsumsi Pemerintah tumbuh tinggi pada triwulan ini atau mencapai 2,96 persen  (YoY). Konsumsi rumah tangga (RT) masih terkontraksi sebesar -2,23 persen (YoY), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada di angka -3,61 persen (YoY).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan, pada saat yang sama produsen merespon perbaikan permintaan domestik dengan meningkatkan produksi melalui investasi, sehingga Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hanya terkontraksi sebesar -0,23 persen (YoY), lebih baik daripada triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -6,15 persen (YoY).

Berbagai sektor usaha juga terus menunjukkan perbaikan kinerja akibat membaiknya permintaan domestik. Di saat yang sama, pemulihan permintaan global juga mendorong peningkatan sektor usaha dalam negeri, seperti industri pengolahan yang hanya terkontraksi -1,38 persen (YoY) dan sektor pertanian yang mampu tumbuh 2,95 persen (YoY).

“Kontributor penggerak industri pengolahan adalah industri kimia, farmasi dan obat tradisional yang tumbuh 11,46 persen (YoY) akibat peningkatan permintaan produk-produk kebersihan dan kesehatan, serta industri makanan dan minuman yang tumbuh 2,45 persen (YoY) didukung oleh peningkatan produksi padi dan peningkatan produksi CPO,” jelas Menko Airlangga.

Secara spasial, seluruh wilayah telah mengalami perbaikan sejalan dengan membaiknya perekonomian domestik dan tren penurunan kasus Covid-19, serta didukung oleh peningkatan ekspor yang terjadi beriringan dengan kenaikan harga komoditas global.

Momentum pemulihan ekonomi ini diperkirakan akan terus berlanjut pada Triwulan II-2021 pada khususnya dan keseluruhan tahun 2021 pada umumnya, bahkan akan mampu tumbuh lebih tinggi daripada perkiraan sebelumnya, terlihat dari perbaikan pada berbagai indikator utama.

Contohnya hasil analisis Bloomberg Market Consensus yang merevisi ke atas angka proyeksi/pertumbuhan ekonomi Triwulan II-2021 Indonesia dari 6,7 persen menjadi 7,1 persen, mengingat kondisi perekonomian pada periode sama tahun lalu yang sangat rendah.

“Optimisme ini menguatkan ekspektasi terhadap perekonomian Indonesia untuk rebound di tahun 2021, dan angka pertumbuhan di kisaran 4,5 persen s.d. 5,3 persen masih sangat mungkin untuk dicapai. Hal ini salah satunya adalah dampak penuh dari kebijakan yang telah dilakukan, serta pola konsumsi yang meningkat pada saat bulan Ramadhan dan Hari Raya Lebaran 2021,” sebut Menko Airlangga.

Peningkatan konsumsi masyarakat tercermin dari Inflasi, Indeks Keyakinan Konsumen dan Indeks Penjualan Riil yang meningkat. Pemulihan konsumsi ini mendorong industri untuk meningkatkan aktivitas produksinya, tercermin dari indikator PMI yang meningkat mencapai level tertinggi selama periode 10 tahun pada April 2021. Peningkatan aktivitas produksi juga didukung oleh peningkatan impor bahan baku dan barang modal. Dari sisi eksternal, pemulihan permintaan global mendorong aktivitas ekspor impor Indonesia.

“Konsumsi diproyeksikan akan terus meningkat di Triwulan II-2021 sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat yang memicu pertumbuhan belanja nasional. Pertumbuhan belanja nasional tumbuh signifikan pada awal April 2021 sebesar 32,48 persen,” ujar Menko Airlangga.

Seperti diketahui, Neraca Perdagangan Indonesia pada Maret 2021 mencatat surplus USD1,56 miliar, lebih tinggi dibandingkan surplus Maret 2020 lalu sebesar USD0,71 miliar. Surplus ini melanjutkan posisi surplus neraca perdagangan yang sudah dicapai sejak 11 bulan lalu.

“Tercatat, Neraca Perdagangan Indonesia pada Maret 2021 mengalami surplus US$1,57 miliar, terutama terdorong oleh surplus di sektor nonmigas terutama komoditas unggulan seperti minyak kelapa sawit, batu bara, besi dan baja, mesin dan perlengkapan elektronik, serta emas dan perhiasan,” papar Menko Airlangga.




Komentar Facebook

Komentar dengan account Facebook