- PLN Batam Ingatkan Bahaya Main Layang-layang di Sekitar Jaringan Listrik
- PLN Batam Gelar Upacara HUT ke-80 RI, Teguhkan Semangat Persatuan dan Apresiasi untuk Masyarakat
- Begini Pesan Mendalam Pangkogabwilhan I ke Prajurit Lanal Tarempa
- Pangkogabwilhan I Apresiasi Lanal Tarempa yang Lestarikan Sejarah
- Bupati Anambas Tekankan Pentingnya Pramuka Hadir Ditengah Masyarakat
- Polres Bersinergi dengan Pemkab dan Bulog Salurkan Beras Murah Bermutu
- Bupati Anambas Pimpin Upacara Kemerdekaan dengan Khidmat
- Meriah, Pentas Seni Kelurahan Tarempa Warnai Peringatan HUT ke-80 RI di Anambas
- Upacara HUT Kemerdekaan ke-80 RI Batam, Ada Penggagal dan Pemusnah Penyelundupan Narkoba 4 Ton di Barisan Tamu Kehormatan
- Detik-Detik Keberangkatan Pangkogabwilhan I, Bupati Anambas Lepas dengan Kesan Mendalam di Lanudal Matak
Warga RT 01 Balau Kuning Resah Suara Bising Knalpot Kapal Pukat Mayang

Keterangan Gambar : Kapal Ikan Pukat Mayang saat berlabuh di Pelabuhan Perikanan Desa Antang, Siantan, Anambas. /KORANBATAM.COM
KORANBATAM.COM - Beberapa masyarakat RT 01 Balau Kuning, Desa Antang, Kecamatan Siantan, Kepulauan Anambas geram atas suara kapal dari Pukat Mayang yang sering menganggu aktivitas salat Magrib maupun Isya di malam hari. Sebab suara bising knalpot kapal tersebut.
“Saya meminta kepada pihak-pihak berwajip terutama pengelolah pelabuhan perikanan di desa Antang agar memberikan peringatan atau masukan kepada tekong-tekong kapal yang bising itu,” kata salah satu masyarakat Balau Kuning yang engan unuk disebutkan namanya dalam pemberitaan ini, Rabu (2/8/2023).
Dia juga berharap kepada pengelola pelabuhan agar membuat jadwal keluar masuk kapal Pukat Mayang ke desa Antang. Terlebih disaat waktu beribadah, sebaiknya tidak ada aktivitas kapal di pelabuhan.
“Tadi malam juga ada suara musik. Mereka sampai jam 12 malam. Seharusnya mereka bisa berpikir, karena mengangu sekali saat aktivitas tidur masyarakat terutama di wilayah RT 01 yang berdekatan dengan pelabuhan,” berangnya.
Sementara, Ketua RT 01 Balau Kuning, Thoni akan melakukan koordinasi dengan pihak pengelola pelabuhan perikanan agar masyarakat tidak terganggu lagi dengan aktivitas tersebut.
“Saya nanti akan berkoordinasi dengan pihak pengelola di desa Antang, agar semua pihak bisa saling membantu jangan menambah masalah di tengah masyarakat,” ujarnya.
Dia juga kesal akan adanya isu-isu yang menyebutkan jika perangkat RT bisa diatur oleh oknum tertentu, sehingga tidak mempermasalahkan kebisingan di wilayahnya.
“Saya juga geram terhadap isu miring yang menuding saya bisa diatur oleh oknum tertentu. Jelas saya tidak terima, dan yang bisa mengatur saya hanya RW dan Kepala Desa. Orang bisa saja menebarkan isu, tapi tak bisa dipertanggungjawabkan,” tungkasnya.
(Tony)