Nelayan Tradisional Anambas Masih Bertahan Gunakan Pancing Ulur Demi Masa Depan Anak Cucu

Reporter : KORANBATAM.COM 05 Okt 2021, 20:34:43 WIB ANAMBAS
Nelayan Tradisional Anambas Masih Bertahan Gunakan Pancing Ulur Demi Masa Depan Anak Cucu

Keterangan Gambar : Kegiatan jual beli ikan di Pasar Tradisional Tarempa, Siantan, Kepulauan Anambas, Kepri, Selasa (5/10/2021).


KORANBATAM.COM - Berlimpahnya hasil sumber daya perikanan di laut Natuna Utara dan perairan Kabupaten Kepulauan Anambas ternyata membuat daya tarik nelayan profesional berbagai daerah untuk datang memanfaatkan peluang tersebut. Namun bagi nelayan Kepulauan Anambas saat ini, masih bertahan dengan menggunakan peralatan pancing tradisional yang sejak dahulu sudah digunakan para nelayan terdahulu.

Nazar, salah satu nelayan Tarempa, mengungkapkan bahwa, bertahan dengan menggunakan alat pancing ulur untuk menjaga ekosistem dan karang didasar laut. Baginya walaupun tangkapan hanya sedikit namun bisa untuk masa depan anak cucunya.

“Kalau kita gunakan kapal dengan jaring trawl (alat tangkap ikan yang terbut dari jaring) kemungkinan karang akan rusak. Sementara karang merupakan sarang ikan untuk berkembang biak, kami khawatir jika menggunakan jaring, anak cucu nanti tidak bisa lagi menikmati ikan seperti kita sekarang ini,” katanya kepada wartawan, Selasa (5/10/2021).

Dia juga mengaku bahwasanya, jika hasil tangkapan ikannya pada tahun ini sudah mulai menurun, tidak seperti tahun sebelumnya. Dia berasumsi karena banyaknya kapal pencari ikan. Selain itu kendala saat melaut disebabkan karena kapasitas kapal pompong miliknya hanya 3GT (Gross Tonnage) sehingga tidak memungkinkan untuk memancing ke laut lepas.

“Jika angin kuat, kita tidak bisa melaut. Apalagi mau memasuki akhir tahun, biasanya sudah masuk musim angin Utara,” ungkapnya.

Nazar melanjutkan bahwa, dalam mencari ikan ia tidak sendiri tetapi bersama temannya dalam sepekan mereka memancing empat (4) kali dan hasil tangkapan ikannya sebagian dijual kepada penampung dan sebagian lagi dijual kepasar tradisional Siantan. Jenis ikan yang berhasil ditangkap juga berbagai jenis seperti, ikan tongkol, manyuk dan kerisi.

“Dalam sepekan, kami mencari ikan sebanyak 4 hari ke laut,” ujarnya.

Ia menjelaskan, jumlah modal atau ransum yang dibawa ke laut sebanyak Rp1,5 juta itu meliputi, minyak, sembako dan es. Dari hasil tersebut, kadang- kadang mendapatkan 150 kilogram (kg), dan itulah hasilnya untuk menghidupi keluarganya.

“Yang namanya juga rezeki, kadang dapat kadang tidak,” ujarnya.

Sementara, Dinas Perikanan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Anambas selalu rutin membuat program yang membantu para nelayan agar hasil tangkapannya meningkat.

Kepala Dinas Perikanan Pertanian dan Ketahanan Pangan, Effi Sjuhairi, mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Anambas selalu rutin membuat program yang peduli dengan para nelayan.

“Kita rutin ada program memberikan bantuan kepada para nelayan. Bantuan yang diberikan berupa alat pancing, alat komunikasi dan pompong. Baru pekan lalu kita berikan pada nelayan di Desa Sri Tanjung, program seperti ini terus berkelanjutan,” kata Effi kepada media ini, Selasa (5/10/2021).

Effi juga menambahkan bahwa, selain memberikan bantuan peralatan pancing, pihaknya juga saat ini sudah ada mengirimkan putra daerah sekolah Teknologi Perikanan di Pontianak. Saat ini, ada 14 siswa sedang mengikuti program pendidikan yang dibiayai oleh pemerintah daerah (Pemda).

“Para siswa ini kelak diharapkan bisa memberikan inovasi teknologi baru untuk alat tangkap nelayan. Karena melalui pendidikan tentu tidak hanya menangkap ikan, budidaya ikan juga bisa,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga sudah sering memberikan penyuluhan agar nelayan tangkap semakin jeli dan bisa menggunakan kapal besar tentunya zona penangkapan ikan diatas dari 12 mil. Namun banyak nelayan tradisional enggan beralih menggunakan jaring dengan berbagai alasan dan pendapat.

“Kita sering dialog dengan para nelayan, sepertinya mereka susah untuk meninggalkan pola lama yakni pancing ulur. Sebagian mengaku takut karang rusak, sebenarnya kalau lait dalam jaring kan tidak sampai kedasar laut. Tapi inilah kita berikan penyuluhan agar mereka mau beralih menjadi nelayan profesional,” ujarnya.

Bahkan, kata Effi, sering disampaikan jika nelayan banyak datang dari Jawa dan Sumatera untuk memanfaatkan potensi sumberdaya perikanan di laut Natuna dan Anambas sementara jarak tempuhnya jauh. Oleh sebab itu nelayan lokal harus bersaing dengan nelayan luar yang menggunakan kapal diatas 30GT tentunya bisa meningkatkan perekonomian nelayan Kabupaten Kepulauan Anambas.

“Ke depan, kita berharap agar para nelayan kita juga bisa memanfaatkan sumberdaya perikanan kita. Kalau kita bandingkan nelayan dari Jawa sampai kesini berapa bahan bakar yang dikeluarkan sementara kita dekat. Ini selalu kita sampaikan kepada para nelayan kita,” ujarnya.

 

(Jhon/tim)




Komentar Facebook

Komentar dengan account Facebook