Pengkaderan Teroris Muda Oleh JI Sangat Rapi

Reporter : KORANBATAM.COM 19 Des 2020, 20:46:11 WIB NASIONAL
Pengkaderan Teroris Muda Oleh JI Sangat Rapi

Keterangan Gambar : Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono (tengah) saat jumpa Pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, pada Jumat (18/12/2020). (Foto : istimewa)


KORANBATAM.COM, JAKARTA -  Pengkaderan teroris muda yang dilakukan oleh Jamaah Islamiyah (JI) sudah sangat teragenda rapi. Bahkan pengrekrutmen para kader yang siap tempur juga sudah dilakukan. Hal ini teridentifikasi dengan adanya 91 kader yang telah dilatih oleh JI dan 66 di antaranya sudah dikirim ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok teror di sana.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Argo Yuwono menyatakan bahwa, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sudah mendapatkan informasi soal adanya 91 kader JI yang dilatih siap tempur, dimana 66 di antaranya sudah dikirim ke Suriah dan beberapa sudah kembali ke Indonesia.

“Mereka (JI) sudah menyiapkan kemampuan diri dengan pelatihan-pelatihan khusus, guna mempersiapkan kekuatan melawan musuh yakni negara dan aparat. Sebagian besar dari mereka juga sudah berangkat ke Suriah bergabung dengan kelompok teror di sana dan berperan aktif dalam konflik di Suriah. Kemampuan yang sudah diasah di tempat pelatihan dan medan tempur sebenarnya (Suriah) menjadikan mereka sebagai potensi ancaman nyata,” kata Argo, pada Jumat (18/12/2020).

Dikatakannya, kader teroris ini dipersiapkan oleh organisasinya (Jamaah Islamiyah) melalui bagian  struktur khusus untuk membentuk kader jemaahnya. Penanggung jawab atau amir Jamaah Islamiyah adalah Parawijayanto dan koordinator pelatihan adalah Joko Priyono alias Karso.

Ditanya mengapa radikalisme tumbuh demikian subur di tanah air, Argo menyatakan bahwa ada banyak sekali faktornya. Salah satunya adalah maraknya penyebaran berita bohong atau Hoax.

“Maraknya penyebaran Hoax tanpa filter melalui sosial media membuat paham radikal dan anti pemerintah makin subur. Dari dulu sampai sekarang radikalisasi terbentuk sebagai bagian dari respons atas ketidakadilan dan makin melebarnya kesenjangan sosial di masyarakat. Bahwa kemudian agama jadi satu alasan dalam mengekspresikan ketidakpuasan dan kebencian,” katanya.

Maka, masih dikatakan Argo, sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penyebaran paham dan ideologi radikalisme di kalangan anak muda, sambung Argo, perlu dilibatkan seluruh stakeholder yang bersentuhan langsung dengan dunia pendidikan, sosial, keagamaan, komunikasi dan keamanan di lingkungan masing-masing.

“Ya perlu peran serta semua stakeholder,” ucapnya.

Namun khusus untuk Polri, lanjut mantan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya ini, Densus 88 terus melakukan pemantauan terhadap jaringan teror yang ada di Indonesia secara terus-menerus, mulai dari pengumpulan bahan informasi, pengolahan informasi sampai dilakukan penegakan hukum.

“Spesifiknya, Densus 88 sudah melakukan penegakan hukum terhadap 20 peserta pelatihan JI,” kata Argo.

Seperti diketahui, sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan penangkapan. Sebanyak 23 terduga teroris dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI) di 8  lokasi yakni di Lampung Selatan, Lampung Tengah, Bandar Lampung, Pringsewu, Metro, Jambi, Riau dan Palembang.

Sementara, dua (2) dari 23 orang yang ditangkap merupakan Panglima Askari JI yakni Taufik Bulaga alias Upik Lawanga dan Zulkarnain alias Arif Sunarso.

Selain menangkap para tersangka, Densus 88 juga berhasil mengungkap adanya bunker di rumah Upik Lawanga di Lampung yang digunakan untuk bersembunyi dan menyimpan senjata-senjata rakitan buatannya.

“Barang bukti (BB) yang disita dari rumah Upik ini ada senjata rakitan dan bunker,” kata Argo.

 

Sumber: Divisi Humas Mabes Polri




Komentar Facebook

Komentar dengan account Facebook