- Hotel Harris ke-4 di Nagoya Thamrin Sudah Mulai Terima Tamu, Ada 240 Kamar
- Kredit Macet, Kooperatif, Pengeroyokan dan Damai: Debitur di Batam Ini Malah Digugat Leasing Adira Finance ke Pengadilan
- Setelah Dubes Australia, Saatnya Uni Emirat Arab Kunjungi Batam
- Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam Ditunjuk Komisaris Utama Taspen
- Kepala BP Batam Lantik dr Tanto sebagai Direktur RSBP Batam
- BP Batam-Pelaku Usaha Perkuat Sinergi Regulasi JPT lewat FGD
- Samsat Anambas Beri Diskon ke Masyarakat yang Bayar Pajak
- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
Penghapusan Bonus Sengsarakan Driver Gojek Indonesia

Keterangan Gambar : ilustrasi gojek. (insert) Ketua Gabungan Komunitas Driver Online (GKDO) Kota Batam, Gusril Alizar.
KORANBATAM.COM - Menindaklanjuti perihal keluhan bonus mitra gojek yang hilang dan diganti dengan program Berkat, serta penjelasan dari pihak Humas Gojek Indonesia, Ketua Gabungan Komunitas Driver Online (GKDO) Kota Batam, Gusril Alizar, menilai kebijakan tersebut semakin menyengsarakan mitranya yaitu driver gojek.
“Dengan dihapuskannya insentif bagi driver gojek, jelas ini suatu kebijakan yang betul-betul menyakitkan bagi driver itu sendiri karena selama ini insentif adalah apresiasi layanan driver ke costumer selama ini, bahwa pelayanan kita dari driver ke costumer sangat lah tinggi. Ini menjadi polemik kepada mitra karena progam ini memaksa mitra menambah jam operasional (jam onbid) mitra atau seperti dikendalikan (diperbudak), dengan sistem sekarang,” ujar Gusril, Kamis (11/3/2021).
Jelas para driver menolak program ini, sambung Gusril, karena dihadirkannya program Berkat tersebut adalah hal yang nyata dilakukan pihak GOJEK INDONESIA untuk menghilangkan insentif/bonus bagi driver gojek Batam.
“Kalau memang yang dimaksud program Berkat ini untuk membantu driver yang sulit untuk Tupo (tutup point), kenapa harus dihilangkan insentif, yang seharusnya insentif tetap ada dan ditambah dengan program Berkat tersebut,” tegasnya.
“Dan juga program Berkat tersebut tidak seperti yang digambarkan oleh pimpinan pihak GOJEK INDONESIA yang seolah-olah membantu driver padahal program tersebut tidak gampang mendapatkannya. Mereka dapat karena syarat dan ketentuan berlaku seperti poin harus 14,” tambahnya.
Sementara, kata Gusril, program itu hanya berlaku mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 20.00 WIB, malam. Artinya driver tersebut harus mendapatkan 14 poin tersebut hanya di jam tersebut.
Kemudian, lanjutnya, performa tetap minimal 75 persen (dibawah 75 persen tidak bisa dapatkan program tersebut). Driver itu hanya mendapat selisih dari pendapatan mereka yang dari 14 poin tersebut.
“Yaitu apabila poin driver tersebut 14 dan dirata-rata mendapatkan 10 orderan Go-food yang nilainya Rp8.000 x 10 order yaitu Rp8.000 dan pihak GI hanya menambahkan 20 ribu rupiah, itu pun seperti yang yang disampaikan diatas syarat dan ketentuan berlaku,” kata Gusril.
“Secara logika sudah jelas para driver jarang Tupo tentu dibuat program yang bisa menopang pendapatan mereka yaitu program Berkat tersebut dijalankan dan insentif tetap berlaku, itu baru menopang pendapatan driver,” sambungnya.
Kemudian, masih Gusril, untuk biaya aplikasi yang dipotong dari pendapatan driver sebesar 20 persen yang padahal insentif sudah dihilangkan serta yang disampaikan pihak GOJEK INDONESIA, bahwa biaya aplikasi ini adalah untuk menopang Perusahaan dalam artiannya adalah bagi hasil yang diambil dari Driver.
“Setiap perusahaan menginginkan perubahan atau perbaikan bagi perusahaannya, termasuk Gojek, terkait keluhan mitra itu sendiri yang tentu masih ada kendala. Di antaranya titik penjemputan customer dengan driver yang jauh atau orderan terindikasi fiktif (tidak nyata) driver tidak bisa cancel,” jelasnya.
Menyikapi itu, pihaknya juga telah mempertanyakan sistem program berkat yang dahulu akan dievaluasi oleh pihak Gojek Batam.
“Kami bertemu pihak Gojek Batam untuk mempertanyakan sistem tersebut yang dahulu akan dievaluasi dan di salah satu kota yaitu Palembang, roda duanya (R2) sudah dievaluasi. Pihak gojek menyampaikan bahwa, program berkat di Batam akan tetap ada alias belum ada evaluasi, ditambah dengan alasan keterbatasan karyawan di kantor cabang Batam yang semakin membuat pelayanan kepada mitra semakin lambat responnya. Aksi ke-2 dari GKDO Kota Batam bisa jadi akan kembali dilakukan,” tutupnya.
(erwinsyah)