Siapkan SDM Tangguh, Amsakar Dorong Transformasi Pendidikan Vokasi di Batam

Reporter : KORANBATAM.COM 08 Okt 2025, 07:49:39 WIB BATAM
Siapkan SDM Tangguh, Amsakar Dorong Transformasi Pendidikan Vokasi di Batam

Keterangan Gambar : Kepala BP Batam sekaligus Wali Kota Batam, Amsakar Achmad (kanan), dalam agenda pertemuan dengan sejumlah awak media dan Selasa (7/10/2025) pagi. /1st


KORANBATAM.COM - Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam sekaligus Wali Kota Batam, Amsakar Achmad menegaskan bahwa persoalan pengangguran masih menjadi tantangan serius bagi Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Meski trennya menunjukkan penurunan dalam beberapa tahun terakhir, angka pengangguran di kota industri ini tetap yang tertinggi di Kepri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2025, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kepri berada di posisi kedua tertinggi secara nasional, yakni 6,89 persen. Di Batam, TPT 2024 tercatat sebesar 7,68 persen. Artinya, dari setiap 100 angkatan kerja, sekitar tujuh hingga delapan orang masih belum memiliki pekerjaan.

Menurut Amsakar, kondisi tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor, mulai dari karakter investasi yang berkembang hingga daya tarik Batam sebagai kota industri yang membuka peluang bagi para pencari kerja dari berbagai daerah.

“Banyak yang datang ke Batam dengan harapan mendapatkan pekerjaan. Namun, tidak semua siap secara keterampilan. Di sinilah tantangan kita bersama,” ujarnya dalam pertemuan bersama awak media, Selasa (7/10/2025) pagi kemarin.

Data BPS juga menunjukkan, lulusan sekolah menengah atas (SMA) masih mendominasi jumlah pengangguran di Batam. Hingga 2024, jumlahnya mencapai 26.162 orang atau lebih dari separuh total pengangguran.

Secara keseluruhan, total pengangguran di Batam turun dari 87.903 orang pada 2020 menjadi 50.431 orang di 2024. Namun, tantangan masih nyata, terutama bila dilihat dari tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Dari total tersebut, 29.977 di antaranya laki-laki dan 20.454 perempuan, dengan tingkat pengangguran perempuan lebih tinggi, mencapai 8,49 persen.

Melihat kondisi itu, Amsakar menilai kunci utama mengatasi pengangguran adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) , khususnya keterampilan tenaga kerja lokal.

“Sebagian besar lulusan SMA belum memiliki kemampuan teknis sesuai kebutuhan industri. Karena itu, arah pembangunan pendidikan kita mulai bergeser,” tegasnya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Batam kini mendorong penguatan pendidikan vokasi melalui pengembangan sekolah kejuruan (SMK) yang berbasis link and match antara dunia pendidikan dan industri. Langkah ini diharapkan dapat menyiapkan generasi muda dengan keterampilan siap pakai sehingga langsung terserap di dunia kerja.

“Kalau sistem ini berjalan baik, investasi yang masuk bisa langsung tersambung dengan tenaga kerja lokal yang siap pakai,” jelas dia.

Ia menambahkan, keberhasilan pembangunan Batam tidak cukup diukur dari besarnya nilai investasi, tetapi dari seberapa besar manfaatnya dirasakan masyarakat.

“Yang penting bukan angka investasi besar, tapi ketika warga Batam bisa bekerja layak dan menikmati pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Amsakar menjelaskan, Batam memiliki dua karakter investasi utama: padat modal dan padat karya. Investasi padat modal seperti pembangunan data center bernilai tinggi, tetapi tidak banyak menyerap tenaga kerja. Sementara investasi padat karya mampu membuka lebih banyak lapangan kerja dengan modal relatif kecil.

“Kami berusaha menyeimbangkan keduanya agar ekonomi tetap tumbuh, tapi peluang kerja juga terbuka luas,” katanya.

Selain faktor internal, Amsakar menyoroti daya tarik Batam bagi para pencari kerja dari luar daerah. Akses transportasi yang mudah, baik udara maupun laut, membuat Batam menjadi tujuan favorit.

“Nama Batam itu sangat menggoda. Banyak adik-adik dari luar daerah datang ke sini setelah lulus sekolah dengan harapan mendapatkan pekerjaan,” tuturnya.

Bandara Hang Nadim melayani penerbangan ke berbagai kota besar di Indonesia, sementara jalur lautnya juga padat dengan kapal Pelni, feri cepat Batam-Dumai, hingga kapal RoRo yang menghubungkan Batam dengan Sumatera dan Kalimantan.

Meski tantangan masih ada, Amsakar optimistis arah pembangunan Batam berada di jalur yang tepat. Pertumbuhan ekonomi Batam pada 2024 mencapai 6,69 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata Provinsi Kepri (5,02 persen) dan nasional (5,03 persen).

“Ekonomi Batam tumbuh stabil ke arah yang benar. Dengan kerja sama semua pihak, kita dapat menekan pengangguran dan menjaga pertumbuhan tetap kuat,” ujarnya. (*)




Komentar Facebook

Komentar dengan account Facebook